Hidup seimbang dalam keridhaan Allah SWT

photo author
- Senin, 28 November 2022 | 05:46 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dokumen Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dokumen Pribadi)

HARIAN MERAPI - Bagi seorang muslim, kehidupan yang seimbang dan keridhaan Allah SWT adalah sumber dari segala sumber dari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Firman AllahSWT: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesunguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS Al-Qasas, 28:77).

Dunia adalah ladang tempat bertanam, dan hasil yang dinikmatinya di dunia adalah sebagian kecil saja dari hasil yang sesungguhnya akan diperoleh.

Baca Juga: Enam manfaat dzikrullah, di antaranya menambah keteguhan hati

Bagian yang terbesar justru akan dinikmatinya kelak di akhirat yang penuh dengan kebahagiaan dan keabadian.

Sang Maha Pencipta (Allah SWT), selain sebagai satu-satunya Zat yang patut disembah, juga sebagai satu-satunya pengatur seluruh alam beserta isinya.

Manusia sebagai hamba-Nya wajib menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya dan rela diatur oleh-Nya.

Islam memandang bahwa kehidupan itu bukan hanya di dunia yang fana ini saja, tetapi berkelanjutan sampai kehidupan di akhirat.

Hidup di dunia merupakan masa bakti yang penuh dengan perjuangan dan pengorbanan, dan kehidupan paska kematian (kehidupan di akhirat) erat sekali hubungannya dengan kualitas hidup di dunia fana sekarang ini.

Apa yang dipetik di akhirat adalah hasil dari tanaman di dunia.

Baca Juga: Pengalaman misteri Sajid diajak bermain kartu remi bocah tak dikenal, ternyata makhluk penghuni pohon trembesi

Amal baik akan dibalasi dengan kebaikan dan kenyamanan, demikian juga amal buruk akan dibalasi dengan keburukan dan derita tiada akhir.

Firman Allah SWT : ”Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscara dia akan melihat (balasannya)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”. (QS Al-Zalzalah, 99:7-8).

Pemenuhan kehidupan dunia sebatas keperluan untuk mengabdikan diri kepada-Nya.

Oleh karena itu, setiap usaha yang dilakukan dalam kehidupan di dunia, haruslah senantiasa disesuaikan dengan hukum dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh syariat Islam.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X