Berbagai bentuk ‘Uququl Walidain. diantaranya mencela secara langsung maupun tidak langsung

photo author
- Jumat, 4 November 2022 | 05:30 WIB
Khamim Zarkasih Putro (Dok. Pribadi)
Khamim Zarkasih Putro (Dok. Pribadi)

Rasul SAW bersabda, “Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya."

Seorang anak yang berani mengeluarkan kata-kata cacian atau mendoakan kejelekan kepada kedua orang tuanya (Jawa:nyepatani), maka Allah akan melaknatnya.

Baca Juga: Tanda-tanda orang yang pandai syukur nikmat, di antaranya dengan perbanyak dzikrullah

Laknat Allah akan membuat hidupnya jauh dari petunjuk-Nya sehingga ia diliputi oleh kegelapan dan kesusahan, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Ketiga, mencela orang tua, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sabda Nabi Muhammad SAW, "Termasuk dosa besar, (yaitu) seseorang mencela dua orang tuanya."

Mereka bertanya, "Wahai Rasulullah, adakah orang yang mencela dua orang tuanya?"

Beliau SAW menjawab, "Ya, seseorang mencela bapak orang lain, lalu orang lain itu mencela bapaknya. Seseorang mencela ibu orang lain, lalu orang lain itu mencela ibunya." (HR Bukhari Muslim).

Keempat, melakukan perbuatan buruk yang membuat orang tuanya marah.

Nabi SAW bersabda, "Barang siapa pagi-pagi membuat marah kedua orang tuanya maka baginya dua pintu yang terbuka menuju neraka, dan jika ia sore-sore berbuat demikian maka baginya seperti itu dan kalau orang tua seorang maka ia mendapatkan satu pintu meskipun keduanya menganiaya, meskipun keduanya menganiaya, meskipun
keduanya menganiaya." (HR Baihaqi).

Baca Juga: Tujuh perlakuan orangtua yang tidak tepat kepada anak, diantaranya terlalu melindungi

Pesan Rasulullah Muhammad SAW ini menjelaskan bahwa seorang anak tidak boleh melakukan hal-hal buruk yang mengundang kemarahan orang tuanya.

Setiap orang tua yang baik tentu akan marah jika anaknya melakukan perbuatan buruk, apalagi buruk dalam pandangan agama, seperti berbuat zina, meminum minuman keras, berjudi, mencuri, dan sebagainya.

Kelima, lebih mementingkan istri daripada orang tua.

Jika seorang anak lebih mementingkan istrinya dari pada orang tua, lalu orang tuanya tersinggung dengan perlakuan itu, maka ia termasuk anak durhaka.

Hal ini dapat dilihat dari kisah Alqamah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X