Tujuh perlakuan orangtua yang tidak tepat kepada anak, diantaranya terlalu melindungi

photo author
- Rabu, 19 Oktober 2022 | 05:42 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M.Si (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M.Si (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Perlakuan yang kurang tepat kepada anak-anak dan remaja dari orangtua tidak jarang menyeret mereka kepada pergaulan yang tidak sehat;

seperti perkelahian, pemalakan, gertakan (bullying) dan berbagai kekerasan lain.

Banyaknya waktu luang (leissure time) yang dimiliki oleh anak seusia sekolah itu, bila tidak mendapat perhatian dan bimbingan dari orangtua untuk diisi dengan program yang jelas dan manfaat, akan membuat anak 'kurang kerjaan'.

Baca Juga: Iman kepada Allah SWT dalam berbagai dimensinya

Mereka sering nongkrong dan bergerombol di halte, terminal, mulut gang, pinggir jalan, dan sebagainya, dan tidak sedikit diikuti dengan mengganggu orang lain yang lewat atau melintas di situ.

Ada beberapa perlakuan yang kurang tepat dari orangtua yang tidak menguntungkan
perkembangan anak-anak dan remaja; yaitu:

Pertama, orangtua yang terlalu melindungi (over protective). Karena satu dan lain hal, ada orangtua yang dalam mendidik anak terlalu melindungi yang mengakibatkan anak-anak kurang mandiri.

Orangtua uang over protective, penyebabnya bisa bermacam-macam; mungkin karena ia anak satu-satunya yang laki-laki atau yang perempuan, karena anak tunggal, anak bungsu atau sulung, dan sebagainya.

Akhirnya anak merasa selalu mendapatkan perlindungan dan kurang memiliki keyakinan dan senantiasa tergantung kepada orang lain.

Kedua, orangtua yang menolak kehadiran anak (rejective). Dalam kehidupan modern
ini sering dijumpai pasangan pengantin yang belum menginginkan kelahiran anak, tetapi
Allah Yang Maha Pemurah telah berkenan memberikan amanah berupa anak yang
mungil.

Baca Juga: Memahami Islam sebagai Agama Fitrah

Apalagi sering terjadi adanya pasangan muda mudi yang nikah karena “kecelakaan” akibat pergaulan bebas.

Dalam kasus yang seperti ini, baik salah satu atau mungkin juga keduanya (suami dan istri) secara sadar ataukah tidak menunjukkan ekspresi penolakan terhadap kelahiran anak.

Perlakuan yang seperti ini akan menyadarkan anak bahwa kelahirannya tidak diharapkan dan mengganggu kebahagiaan orangtua.

Ketiga, orangtua yang bersifat serba boleh (permissiveness). Sebagai lanjutan orangtua yang selalu melindungi anak, berkembang sifat manja kepada orangtua.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X