Lima sistem pembelajaran primer menurut pandangan konstruktivisme pendidikan

photo author
- Kamis, 27 Oktober 2022 | 06:54 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

Jika sistem emosional bersifat pribadi, berpusat pada diri dan internal, maka sistem sosial berfokus pada interaksi dengan orang lain atau pengalaman interpersonal.

Kebutuhan sosial siswa memaksa pendidik untuk mengelola sekolah menjadi komunitas pelajar, tempat guru dan siswa bisa bekerja sama dalam tugas pengambilan keputusan dan pemecahan masalah yang nyata.

Dengan berfokus pada kelebihan siswa dalam konteks kelas akan memaksimalkan perkembangan sosial melalui kerja sama antar individu,

Baca Juga: Muslim yang baik sebagai visi pembelajaran Agama Islam di sekolah dan madrasah

perbedaan di antara siswa justru menciptakan petualangan yang kreatif dalam pemecahan masalah.

Ketiga, sistem pembelajaran kognitif.

Sistem pembelajaran kognitif adalah sistem pemrosesan informasi pada otak.

Sistem ini menyerap informasi dari luar dan semua sistem yang lain, menginterpretsikan informasi tersebut, serta memandu pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.

Pembelajaran suatu mata pelajaran yang melibatkan pemecahan masalah adalah aktivitas yang paling baik untuk perkembangan otak karena meningkatkan konektivitas antar neuron, jumlah sel saraf, dan masa otak secara keseluruhan.

Masalah-masalah yang akan dipecahkan harus baru, menantang, tidak mengancam, dan merangsang emosi.

Baca Juga: Muhasabah menuju masa depan lebih baik

Keempat, sistem pembelajaran fisik.

Sistem pembelajaran fisik otak mengubah hasrat, visi, dan niat menjadi tindakan, karena sistem operasi ini didorong untuk melakukan sesuatu.

Penelitian yang dilakukan Given menunjukkan bahwa tubuh memiliki pengaruh sangat spesifik terhadap mekanisme pikiran, karenanya dalam berbagai cara tubuh memiliki pikirannya sendiri.

Sistem pembelajaran fisik otak melibatkan proses interaksi dengan lingkungan untuk mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan baru, atau mengungkapkan beragam emosi atau konsep.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X