Siswa lebih baik terlibat sendiri secara langsung dalam proses belajarnya daripada guru yang harus menjelaskan kepada mereka.
Ketiga, pencarian makna dilakukan secara otomatis.
Baca Juga: Manajemen Qolbu menuju hati yang bersih, di antaranya dengan memperbanyak amal shalih
Pencarian makna yang masuk akal berdasarkan pengalaman dan berperilaku di lingkungan sekitar secara otomatis dilakukan oleh otak.
Pencarian makna berorientasi untuk kelangsungan hidup dan merupakan dasar dari otak manusia.
Oleh karena itu, manusia selalu merasa penasaran terhadap hal-hal yang baru dan ingin selalu mencari tahu.
Pencarian makna tidak dapat dihentikan, namun dapat diarahkan dan difokuskan.
Lingkungan kelas hendaknya memberikan kestabilan dan familiar dengan siswa.
Pada saat yang sama, ketentuan harus dibuat untuk siswa agar memuaskan rasa ingin tahu siswa.
Baca Juga: Peran orangtua dalam perkembangan anak, di antaranya menunjukkan perilaku positif
Keempat, pencarian makna terjadi melalui pembentukan pola.
Pembentukan pola berkenaan dengan pengorganisasian dan ketegorisasi informasi yang bermakna.
Otak dirancang untuk memahami dan menghasilkan pola-pola dan menolak suatu pola apabila pola tersebut tidak bermakna.
Pola yang tidak bermakna merupakan potongan-potongan infomasi yang tidak berhubungan dengan hal-hal yang dipahami siswa.
Agar pembelajaran efektif, kondisikan setiap siswa untuk membuat pola yang bermakna dan relevan bagi mereka sendiri.