Delapan langkah syaitan menyesatkan manusia, salah satunya dengan waswasah (bisikan)

photo author
- Selasa, 4 Oktober 2022 | 05:59 WIB
 Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Jin adalah makhluk ghaib yang diciptakan Allah dari api, mukallaf seperti manusia, di antara mereka ada yang patuh dan ada yang durhaka.

Yang pertama kali durhaka adalah iblis dan anak cucunya disebut syaitan atau setan.

Orang yang secara sadar atau tidak menjadi pengikut syaitan disebut Hizbus Syaitan, sebagaimana firman-Nya: “Syaitan telah menguasai mereka, lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa golongan syaitan itulah golongan yang rugi. Orang-orang munafik itu menjadi pendusta karena diri mereka sepenuhnya dikendalikan Iblis”. (QS. Al-Mujadalah; 58:19).

Baca Juga: Visi berkeluarga Muslim: Baiti Jannati

Untuk dapat menguasai dan membuat manusia lupa dengan Allah, syaitan menempuh dua cara; yaitu tadhlil (menyesatkan) dan takhwif (menakut-namuti) untuk menyatkan kebenaran.

Adapun langkah-langkah yang ditempuh syaitan dalam menyesatkan manusia adalah:

Pertama, dengan waswasah (bisikan) sebagaimana firman-Nya: “Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia." (QS, 114:1-6).

Kedua, nisyan (lupa), sebagaimana firman-Nya: “Apabila engkau (Muhammad) melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat Kami, maka tinggalkanlah mereka hingga mereka beralih ke pembicaraan lain. Dan jika syaitan benar-benar menjadikan engkau lupa (akan larangan ini), setelah ingat kembali janganlah engkau duduk bersama orang-orang yang zalim.” (QS. Al-An’am; 6:68).

Baca Juga: Sinergitas Tri Pusat Pendidikan Anak untuk pendidikan anak yang lebih baik

Ketiga, tamani (angan-angan kosong) sebagaimana firman-Nya: “Dan pasti kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya).” Barangsiapa menjadikan syaitan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata.” (QS, An-Nisa’; 4:119).

Keempat, wa’dun (janji palsu), sebagaimana firman-Nya: Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepada kalian, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadap kalian, melainkan (sekadar) aku menyeru kalian, lalu kalian mematuhi seruanku. Oleh sebab itu, janganlah kalian mencerca aku, tetapi cercalah diri kalian sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolong kalian, dan kalian pun sekali-kali tidak dapat menolongku.” (QS. Ibrahim; 14:22).

Baca Juga: Memaknai sifat Shiddiq Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari

Kelima, kaidun (tipu daya), sebagaimana firman-Nya: “Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, maka perangilah kawan-kawan syaitan itu, (karena) sesungguhnya tipu daya syaitan itu lemah.” (QS. An-Nisa’; 4:76).

Keenam, shaddun (hambatan), sebagaimana firman-Nya: “Aku (burung Hud) dapati dia dan kaumnya menyembah matahari, bukan kepada Allah; dan setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka perbuatan-perbuatan (buruk) mereka, sehingga menghalangi mereka dari jalan (Allah), maka mereka tidak mendapat petunjuk.” (QS. An-Naml; 27:24).

Ketujuh, ‘Adawah (permusuhan), sebagaimana firman-Nya: “Dengan minuman keras dan judi itu, syaitan hanyalah bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu, dan menghalang-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan salat, maka tidakkah kamu mau berhenti?” (QS. Al-Maidah; 5:91).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X