harianmerapi.com - Kata mahabbah berasal dari kata ahabba, yuhibbu, mahabatan, yang secara harfiah berarti mencintai secara mendalam, atau kecintaan atau cinta yang mendalam, khususnya cinta kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Secara istilah, mahabbah merupakan perasaan rindu dan senang yang istimewa terhadap sesuatu. Perasaan demikian menyebabkan seseorang terpusat kepadanya bahkan mendorong orang tersebut untuk memberikan yang terbaik.
Mahabbah dapat pula berarti al-waduud, yakni yang sangat kasih atau penyayang. Jika umat Islam mencari mahabbah atau cinta murni ini, kemudian berhasil mencapainya ia akan dimuliakan oleh Allah SWT.
Baca Juga: Nasib Petualang Cinta 3: Suka Bohong pada Orang Tua
Firman-Nya : “Katakanlah: “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imran [3]:31).
Ada empat macam bentuk mahabbah yang harus ditumbuhsuburkan; Pertama, mahabbahtullah (mencintai Allah).
Mencintai Allah Ta’ala adalah ibadah wajib dan sebagai salah satu realisasi tauhid. Orang yang beriman akan mencintai Allah Ta’ala lebih dari segalanya. Cinta Allah Ta’ala merupakan dasar cinta dari segala bentuk mencinta yang dibenarkan dalam Islam.
Baca Juga: Raden Mas Sandeyo Kiai Mlangi 8: Sang Putra Telah Tumbuh Jadi Pemuda yang Arif Bijaksana
Allah SWT berfirman : “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman mereka sangat mencintai Allah.” (QS al-Baqarah [2]:165).
Kejujuran mencintai Allah Ta’ala, tercermin dari tanda-tanda yang direalisasikan oleh seorang hamba, di antaranya: mendahulukan perkara yang Allah cintai atas selainnya, ittiba’ kepada Rasulullah, mencintai orang-orang yang mencintai Allah, membenci orang yang kufur kepada Allah dan berjihad di jalan Allah.
Kedua, mahabbatu ma yuhibbuhullah (mencintai apa saja yang dicintai oleh Allah).
Baca Juga: Anakku Mau Diambil Perempuan Penghuni Rumah Kuna
Ibn Qayyim al-Jauziyyah menjelaskan bahwa kategori cinta (mahabbah) inilah yang memasukkan seseorang ke dalam Islam serta mengeluarkannya dari kekufuran. Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah orang-orang yang paling hebat dalam ber-mahabbah ma yuhibbuhullah.
Firman-Nya: “Dan berbuat baiklah kalian, karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (QS al-Baqarah [2] : 195). Dalam ayat yang lain : “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS al-Baqarah [2] : 222).
Juga firman-Nya : “Sebenarnya barang siapa menepati janji dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran (3):76).