KITA sebagai manusia hendaklah senantiasa bersyukur karena diciptakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadi makhluk yang paling sempurna dan memiliki kelebihan dari semua makhluk Allah yang lain.
Dan tiap manusia dalam hidupnya itu mempunyai tujuan hidup yang ingin dicapai; yaitu bahagia dunia dan akhirat. Dan untuk merealisasikan tujuan tersebut orang-orang yang beriman itu pasti akan menghadapi berbagai rintangan, cobaan dan godaan yang silih berganti.
Untuk mengatasi berbagai rintangan dan cobaan itu diperlukan adanya kekuatan agar sanggup mengatasi berbagai rintangan itu. Orang-orang yang beriman kepada Allah SWT merasa bahwa dirinya senantiasa dalam naungan karunia Allah, hanya takut kepada Allah dan tidak akan gentar menghadapi apapun selain Allah, karena dia sangat yakin Allah SWT pasti akan senantiasa menyertainya.
Baca Juga: Mensyukuri Nikmat 17: Pesan Terakhir Ayah Sebelum Meninggal Mendadak
Untuk mengetahui mengapa orang-orang beriman menjadi pribadi yang kuat, setidaknya ada lima hal pokok sebagai sumber kekuatan orang beriman yang membuatnya hidup tidak pernah bersusah hati.
Yakni : Pertama, percaya kepada Allah, Dzat yang dia percayai serta tempat dia berserah diri kepada-Nya. Tidak ada kekhawatiran dalam hidupnya karena dia sangat yakin bahwa Allah SWT akan senantiasa menyertainya dimana saja dan kapan saja.
Allah SWT tidak membiarkan oang-orang yang menyerahkan diri kepadanya menjadi lemah, tidak membiarkan dia terus berjuang sendirian tanpa bantuan dan sandaran.
Baca Juga: Kejujuran Membawa Nikmat 30: Hidup Berkecukupan Namun Tak Suka Bermewah-mewah
Orang beriman menjadi kuat karena mendapatkan kekuatan dari Allah: “Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal”. (QS. Ali Imran, 3 : 160).
Kedua, percaya kepada adanya kebenaran. Orang-orang yang beriman itu mengambil kekuatan dari kebenaran yang diyakininya sebagai buah keimanan yang ada pada dirinya. Dia bekerja bukan untuk melampiaskan dorongan nafsu, kepentingan pribadi, dan juga bukan
untuk mempertahankan gengsi atau harga diri.
Firman Allah SWT: “Dan katakanlah : “Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap. Sesungguhnya yang bathil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap”. (QS. Al-Isra’, 17 : 81).
Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 3: Kesuksesan Anak, Kebanggaan Orangtua
Ketiga, percaya kepada kehidupan yang kekal di akhirat. Dalam pandangan orang-orang beriman, kehidupan bukanlah sekadar kehidupan sekarang di dunia yang fana ini, melainkan ada kehidupan lain yang hakiki dan penuh keabadian di akhirat : “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya”. (QS. Al-Baqarah, 2 : 154).
Inilah yang mendorong hidupnya untuk senantiasa lebih baik untuk mengejar kebahagiaan sejati di akhirat kelak.
Keempat, percaya kepada qadar. Orang-orang yang beriman memperoleh kekuatan dari kepercayaannya keapada takdir Allah. Oleh karena itu dia akan berserah diri kepada-Nya atas segala sesuatu yang menimpanya. Dia sangat yakin apapun yang Allah SWT berikan
kepadaya adalah sesuatu yang terbaik.