Visi berkeluarga Muslim: Baiti Jannati

photo author
- Sabtu, 1 Oktober 2022 | 06:26 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si, Ketua Pusat Studi KIP3MK UIN Suka (Dok Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si, Ketua Pusat Studi KIP3MK UIN Suka (Dok Pribadi)

HARIAN MERAPI - Allah menciptakan manusia secara berpasang-pasangan antara suami dan istri untuk mendapatkan ketenangan, ketenteraman, dan penuh kasih sayang serta membangun visi baiti jannati.

Hal ini merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah dan nikmat yang diberikan bagi mereka yang bisa mengambil pelajaran dari ayat-ayat kauniyah maupun ayat-ayat qauliyah.

Firman Allah SWT: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.“ (QS. Ar-Rum, 30:21).

Baca Juga: Sinergitas Tri Pusat Pendidikan Anak untuk pendidikan anak yang lebih baik

Keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah adalah istilah sekaligus doa yang sering kali dipanjatkan dan diharapkan oleh setiap muslim yang telah menikah dan membina keluarga.

Keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah tentunya bukan hanya sekadar semboyan belaka dalam ajaran Islam.

Hal ini menjadi tujuan dari pernikahan sekaligus nikmat yang Allah berikan bagi mereka yang mampu membina keluarganya.

Seperti apakah keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah yang merupakan tiga indikator dari visi baiti jannati itu ?

Sakinah artinya adalah ketenangan, ketenteraman, aman atau damai.

Lawan katanya adalah keguncangan, keresahan, kehancuran.

Baca Juga: Memaknai sifat Shiddiq Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari

Sebagaimana arti kata tersebut, keluarga sakinah berarti keluarga yang di dalamnya mengandung ketenangan, ketenteraman, keamanan, dan kedamaian antar anggota keluarganya.

Dengan adanya ketenangan, ketenteraman, rasa aman, dan kedamaian maka keguncangan di dalam keluarga tidak akan terjadi.

Masing-masing anggota keluarga dapat memikirkan pemecahan masalah secara jernih dan menyentuh intinya.

Tanpa ketenangan maka sulit masing-masing bisa berpikir dengan jernih, dan mau bermusyawarah, yang ada justru perdebatan, dan perkelahian yang tidak mampu menyelesaikan masalah.

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Pendidikan Keluarga Luqman

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X