Visi berkeluarga Muslim: Baiti Jannati

photo author
- Sabtu, 1 Oktober 2022 | 06:26 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si, Ketua Pusat Studi KIP3MK UIN Suka (Dok Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si, Ketua Pusat Studi KIP3MK UIN Suka (Dok Pribadi)

Mawaddah artinya adalah perasaan kasih sayang, cinta yang membara, dan menggebu.

Mawaddah ini khususnya digunakan untuk istilah perasaan cinta yang menggebu pada pasangannya.

Baca Juga: Iman kepada Malaikat sebagai salah satu rukun Iman yang enam

Dalam Islam, mawaddah ini adalah fitrah yang pasti dimiliki oleh manusia.

Muncul perasan cinta yang menggebu ini karena hal-hal yang sebabnya bisa dari aspek kecantikan atau ketampanan pasangannya, moralitas, kedudukan dan hal-hal lain yang melekat pada pasangannya atau manusia ciptaan Allah.

Adanya perasaan mawaddah pastinya mampu membuat rumah tangga penuh cinta dan sayang.

Tanpa adanya cinta tentunya keluarga menjadi hambar.

Adanya cinta membuat pasangan suami istri serta anak-anak mau berkorban, mau memberikan sesuatu yang lebih untuk keluarganya.

Rahmah artinya adalah ampunan, rahmat, rezeki, dan karunia.

Baca Juga: Tawakal gapai harapan hidup yang lebih baik

Rahmah terbesar tentu berasal dari Allah SWT yang diberikan pada keluarga yang terjaga rasa cinta, kasih sayang, dan juga kepercayaan.

Keluarga yang rahmah tidak mungkin muncul hanya sekejap melainkan muncul karena proses adanya saling membutuhkan, saling menutupi kekurangan, saling memahami, dan memberikan pengertian.

Rahmah atau karunia dan rezeki dalam keluarga adalah karena proses dan kesabaran suami istri dalam membina rumah tangganya, serta melewati pengorbanan juga kekuatan jiwa.

Dengan prosesnya yang penuh kesabaran, karunia itu pun juga akan diberikan oleh Allah sebagai bentuk cinta tertinggi dalam keluarga.

Pada intinya, visi membangun baiti jannati yang indikatornya adalah keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah merupakan keluarga yang masing-masing anggotanya mampu mengetahui dan mempraktikkan cara menjaga keharmonisan dalam rumah tangga menurut Islam, 

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Pendidikan Keluarga Luqman

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X