HARIAN MERAPI - Secara sederhana hendak dikatakan di sini bahwa yang dimaksud dengan kepemimpinan profetik adalah model kepemimpinan nabi, yang dalam hal ini merujuk pada kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
Allah SWT berfirman dalams urat Al-Ahzab Ayat 21: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.
Dalam kerangka ini, kepemimpinan yang dimaksud adalah model kepemimpinan yang dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW, ketika membawa masyarakat kepada suatu peradaban baru.
Adapun hal yang diteladani adalah terkait dengan karakter pribadi, karakter kepemimpinan dan ahlak nabi.
Kepemimpinan profetik, hanya mungkin dijalankan oleh pribadi, yang meneladani sifat-sifat nabi, yakni shiddiq (jujur), amanah (terpercaya, dapat dipercaya), fathanah (cerdas), dan tabligh (menyampaikan).
Tantangannya: (1) Mungkinkah kita mendapati pribadi dengan ciri-ciri utama tersebut?
Atau setidaknya, pribadi pemimpin yang mendekati cirri tersebut?; dan
(2) Mungkinkah dikembangkan suatu ekosistem, sedemikian rupa sehingga mereka yang menjadi pemimpin, akan tergerak atau dalam control publik, sehingga pribadi pemimpin tetap dalam “jalur profetik”.
Dalam ungkapan umum, barangkali dapat dikatakan bahwa pribadi pemimpin yang dimaksud adalah pribadi yang dapat dengan baik membedakan mana kepentingan privat dan mana kepentingan publik.
Selain kualitas pribadi sang pemimpin, yang juga harus mendapatkan perhatian adalah sifat atau karakter kepemimpinan, atau dalam hal ini, praktek kepemimpinannya.
Allah SWT berfirman dalam Surat At-Taubah Ayat 128: Sungguh telah dating kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.
Dari petunjuk ini, dapat dikatakan bahwa kepemimpinan profetik adalah suatu karakter dengan kepedulian sosial yang sangat tinggi.
Tentu bukan suatu kepedulian yang bersifat privat, tetapi kepedulian yang bersifat transformatif, yakni menjadikan kepedulian tersebut menjadi arah dari kepemimpinan.