Suami menuntut haknya sebagai suami lupa kewajibannya sebagai seorang suami, isteri selalu menuntut hak sebagai isteri tapi lupa akan kewajibannya sebagai seorang isteri.
Banyaknya perceraian dan percekcokan dalam keluarga dikarenakan banyaknya penuntutan hak yang tidak diimbangi dengan penunaian kewajiban.
Tumbuh dan berkembang kekecewaan demi kekecewaan akibat tidak terpenuhi tuntutan hak.
Baca Juga: Memuliakan Diri Sendiri dan Sesama Makhluk Ciptaan Allah SWT di Muka Bumi
Ingatlah sebuah pepatah, tunaikan kewajiban maka hakmu akan terpenuhi.
Bacaan: “Tunjukilah kami jalan yang lurus”.
Konsep bacaan Ihdinas Shirathal Mustaqiim adalah konsep ilmu yang benar bukan ilmu berdasarkan asumsi atau anggapan.
Ketika membangun bahtera keluarga tidak mungkin dibangun dengan sebuah atau beribu asumsi melainkan berdasarkan ilmu, petunjuk dan arahan.
Ilmu, petunjuk dan arahan seperti apa, yang jelas adalah ilmu, petunjuk dan arahan yang membawa bahtera keluarga ke arah ketenangan dan kelanggengan sesuai arahan Sang Pencipta.
Bacaan: “Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni’mat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.
Baca Juga: Sikap Seorang Muslim dalam Menghadapi Musibah, yang Pertama Mengucap Kalimat Istirja
Konsep bacaan ini adalah konsep model atau contoh aplikasi ilmu berkeluarga.
Ada tiga kelompok contoh keluarga menurut konsep ini, yaitu keluarga sukses dunia akhirat, keluarga yang dibenci dan tersesat.
Masing-masing dengan segenap konsekwensinya.
Bacaan: “Amien”. Konsep bacaan Aamiin, adalah konsep pengharapan.