Sikap Seorang Muslim dalam Menghadapi Musibah, yang Pertama Mengucap Kalimat Istirja

photo author
- Senin, 27 Juni 2022 | 05:30 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

harianmerapi.com - Musibah merupakan kejadian yang datang atas ketentuan Allah SWT dan tidak bisa ditolak oleh siapapun.

Upaya untuk menghindari musibah tidak hanya melakukan pencegahan saja, seperti mencegah datangnya penyakit, tetapi juga pada tingkat penanggulangannya.

Pandemi Covid-19 yang menimpa manusia di seluruh penjuru dunia misalnya, kita harus segera mencari solusi terbaiknya.

Baca Juga: Pengembangan Kreativitas dan Etos Kerja Anak Sejak Dini: Antara Al Qur’an dan N-Ach Theory David McClelland

Musibah tidah membedakan sasaran yang dikenainya, dapat menimpa manusia yang shaleh atau manusia yang biasa berbuat maksiat.

Jika orang shaleh mendapatkan musibah, maka dipandang sebagai penguji keimanan (cobaan), sebagaimana firman-Nya:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (QS. Al-Ankabut:2-3).

Sedangkan jika musibah menimpa orang yang biasa berbuat maksiat, maka diartikan sebagai siksaan atau pembalasan terhadap perbuatannya.

Firman Allah SWT : “Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka..” (QS. Muhammad, 47:10).

Islam telah memberikan tuntutan bagaimana seharusnya sikap seorang muslim mengahadapi musibah yang menimpanya;

Baca Juga: Lima Kiat Membangun Pribadi yang Jujur Nan Mempesona, Dimulai Dari Belajar Berkata Jujur (Apa Adanya)

Pertama, mengucapkan kalimat istirja, yaitu kalimat inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (sesungguhnya kami semua adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami akan kembali) sebagaimana firman-Nya :

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Innaa lillahi wa innaa ilaihi raajiuun.” (QS. Al- Baqarah, 2:156).

Di dalam ayat ini Allah SWT memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW supaya memberi kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.

Apabila mereka ditimpa sesuatu musibah mereka mengucapkan: “inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (sesungguhnya kami semua adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami akan kembali)”.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X