Namun ada perbedaan yang prinsipil antara pandangan Al-Qur’an dengan David McClelland, yakni Islam tidak menyuruh orang bekerja dengan menjadikan pekerjaan sebagai
beban bagi dirinya sendiri.
Baca Juga: Sepuluh Tips Hidup Bahagia Era New Normal, Salah Satunya Selalu Bersyukur Kepada Allah SWT
Manusia disuruh bekerja keras itu harus menikmati hasilnya dengan bergembira dan bersyukur atas karunia Allah tersebut.
Dalam Islam orang bekerja bukan untuk mencari pengakuan dari orang lain atas berbagai capaian prestasi yang diraihnya, melainkan untuk mencari keridhaan Allah semata.
Hal ini dijelaskan dalam ayat berikutnya: “dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”. (QS. Al-Insyirah; 94:8).
Pencarian penghargaan dari orang lain akan menimbulkan rasa keridakpuasan dan inilah sumber utama berbagai patologi sosial yang terjadi dalam masyarakat modern.
Tidak semua orang dapat mengapresiasi secara positif atas akan capaian yang didapatkan seseorang.
Tragedi kemanusiaan semisal bunuh diri yang diakibatkan merasa kalah bersaing dalam dunia kerja merupakan fenomena yang sangat menyedihkan dalam kehidupan modern sekarang ini.
Baca Juga: Sepuluh Janji Allah Kepada Umat-Nya, Salah Satunya Pahala yang Sempurna Bagi Orang-orang yang Sabar
Anak-anak dengan kreativits yang tinggi sudah barang tentu akan lebih mampu untuk memasukkan virus N-Ach pada dirinya.
Keinginan untuk berprestasi merupakan pemicu utama anak-anak melakukan berbagai capaian usaha yang maksimal.
Hanya saja, pengembangan kreativitas yang tidak mendasarkan diri pada tuntunan agama (Islam) akan melahirkan pribadi yang beretos kerja tinggi tetapi miskin iman, dan hal ini sangat tidak diharapkan.
Yang dituntut sekarang ini adalah generasi muda dengan daya kreativitas yang tinggi dengan kadar keimanan yang handal.
Pribadi seperti inilah yang merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan kreativitas dan etos kerja anak.
Itulah beberapa cara pengembangan kreativitas dan etos kerja anak menurut Islam yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam kehidupan sehari-hari.