harianmerapi.com - Pada dasarnya setiap manusia mendambakan hubungan keluarga yang harmonis, karena hal ini sangat menentukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana kekeluargaan dan menjadi pusat ketenangan hidup.
Setiap orangtua pasti mendambakan terciptanya keluarga bahagia dan tidak jarang setiap orangtua mengusahakan kebahagiaan dengan berbagai jalan dan upaya.
Bahkan mereka menempa anak-anaknya agar mampu mempersiapkan diri dalam membentuk kehidupan dalam berkeluarga yang bahagia, sesuai dengan apa yang didambakan orangtua.
Namun sayangnya tidak semua orangtua dapat memperlakukan anaknya secara tepat dan proporsional. Ada beberapa perlakuan orangtua yang kurang menguntungkan perkembangan anak-anak dan remaja; yaitu :
Pertama, terlalu melindungi (over protective). Karena satu dan lain hal, ada orangtua yang dalam mendidik anak terlalu melindungi yang mengakibatkan anak-anak kurang mandiri.
Orangtua yang over protective, penyebabnya bisa bermacam-macam; mungkin karena ia anak satu-satunya yang laki-laki atau yang perempuan, karena anak tunggal, anak bungsu atau sulung, dan sebagainya.
Akhirnya anak merasa selalu mendapatkan perlindungan dan kurang memiliki keyakinan dan senantiasa tergantung kepada orang lain.
Baca Juga: Peristiwa Mistis Tersesat Naik Angkutan Umum Masa Silam, Dibawa ke Hutan Gelap
Kedua, orangtua yang menolak kehadiran anak (rejective). Dalam kehidupan modern ini sering dijumpai pasangan pengantin yang belum menginginkan kelahiran anak, tetapi
Allah Yang Maha Pemurah telah berkenan memberikan amanah berupa anak yang mungil.
Apalagi sering terjadi adanya pasangan muda mudi yang nikah karena kecelakaan akibat pergaulan bebas. Dalam kasus yang seperti ini, baik salah satu atau mungkin juga keduanya (suami dan istri) secara sadar ataukah tidak menunjukkan ekspresi penolakan terhadap kelahiran anak.
Perlakuan yang seperti ini akan menyadarkan anak bahwa kelahirannya tidak diharapkan dan mengganggu kebahagiaan orangtua.
Kesadaran yang seperti ini akan membuat anak merasa rendah diri dan merasa kurang berarti kehidupannya. Bagi anak yang berpotensi agresif, maka akan menunjukkan sikap
perlawanan yang tidak jarang akan membahayakan dirinya dan atau orang lain.
Baca Juga: Cara Asyik Belajar Plat Nomor Mobil dan Kaca Mobil Pecah Dua kali di Tempat Sama
Mereka inilah yang sering disebut sebagai anak-anak dan remaja nakal yang selalu membuat keributan yang meresahkan lingkungan sekitarnya.