harianmerapi.com - Manusia hidup seperti dunia panggung sandiwara. Kadang sedih kadang gembira. Hari ini berduka, besok bisa jadi bergembira. Begitu pula dengan Bu Dipo, yang masih berduka setelah ditinggal pergi suami untuk selama-lamanya.
Saat tengah mencuci baju di rumah tetangga yang membutuhkan tenaganya, Bu Dipo menerima kabar yang menurutnya sangat menggembirakan.
"Bu Dipo, sekarang sampeyan sudah bisa bernafas lega," kata Bu Samino sang pemilik rumah.
"Memangnya ada apa Den?" tanya Bu Dipo keheranan.
"Barusan Bapak memberi kabar, kalau Pak Mandor tempat Pak Dipo bekerja dulu, sekarang ditangkap polisi," papar Bu Samino.
"Kasihan ya Den."
"Lho kok malah bilang kasihan."
"Iya, saya jadi ingat Bapak, dia meninggal setelah ditangkap Pak Polisi."
"Duh, Bu Dipo ini lho kok polos banget. Pak Mandor itu ditangkap polisi, karena dia sebenarnya yang mencuri barang-barang di proyek. Pak Mandor menuduh Pak Dipo sebagai pelakunya biar dia terbebas. Pak Mandor penyebar fitnah."
Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 2: Rajin Salat dan Belajar karena Ingin Menjadi Orang Kaya
"Nah, sekarang terbukti malingnya itu Pak Mandor. Itu artinya, Pak Dipo bukan pencuri. Dia hanya korban fitnah dan salah tangkap saja," beber Bu Samino agar Bu Dipo paham.
"Alhamdulillah kalau begitu. Berarti suami saya bukan pencuri nggih Den?"
"Jelas bukan. Kami semua tahu, Pak Dipo itu orang baik, sehingga tak mungki berbuat jahat. Sekarang nama Pak Dipo sudah bersih lagi. Bu Dipo nggak usah merasa malu."
"Nggih Den, matur nuwun."
Kabar soal Pak Dipo hanya menjadi korban fitnah pun dengan cepat menyebar ke seluruh kampung. Tantro sampai berjingkrak-jingkrak di jalanan, karena saking senangnya.