Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 8: Fisik Kuat namun Mental Runtuh karena Dihantui Perasaan Bersalah

photo author
- Jumat, 4 Februari 2022 | 18:00 WIB
Cobaan yang begitu berat membuat pak Dipo jatuh sakit. (Ilustrasi Sibhe)
Cobaan yang begitu berat membuat pak Dipo jatuh sakit. (Ilustrasi Sibhe)

harianmerapi.com - Meski secara fisik kuat, namun jika mental runtuh, maka bisa berpengaruh juga pada kondisi kesehatan seseorang.

Begitu pula dengan Pak Dipo. Sebagai seorang buruh bangunan, tentu fisiknya cukup kuat karena sudah terlatih untuk bekerja keras setia hari.

Namun saat dirinya ditahan atas tuduhan mencuri, maka mentalnya runtuh sampai ke titik paling rendah. Ia tak bisa menerima nasib yang begitu buruk, yang sama sekali tak diduganya.

Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 1: Jadi Anak Orang Kaya dan Punya Mainan Banyak, Ternyata Hanya Mimpi

Pikirannya menjadi goyah, sehingga di dalam tahanan seperti orang linglung, tak tahu apa yang sedang terjadi.

Hanya tiga hari setelah meringkuk dalam tahanan, kondisi fisik Pak Dipon pun menurun drastis. Badannya terasa lemah lunglai, sehingga sepanjang hari hanya tiduran saja. Ia sempat muntah-muntah, sehingga teman setahanan berteriak minta tolong.

Saat petugas datang, kondisi Pak Dipo ternyata sudah sangat mengkhawatirkan. Badannya panas sekali dan tak lama kemudian tak sadarkan diri. Petugas pun langsung membawa Pak Dipo ke rumah sakit, untuk dilakukan perawatan lebih lanjut.

Dari hasil pemeriksaan dokter, ternyata Pak Dipo mengalami depresi luar biasa akibat tekanan pikiran. Sifat Pak Dipo yang pendiam, rupanya dikarenakan selama ini ia sudah memendam perasaan bersalah tak bisa membahagiakan keluarga. Perasaan itu semakin berat, ketika dirinya menghadapi masalah dengan polisi.

Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 2: Rajin Salat dan Belajar karena Ingin Menjadi Orang Kaya

Terpaksa Pak Dipop pun harus dirawat inap di rumah sakit. Hal ini membuat istri dan anaknya semakin bingung dan cemas.

Bu Dipo yang mendengar kabar suaminya masuk rumah sakit, kembali dibuat shock. Meski demikian, ia mencoba tetap tabah karena tak ingin anaknya terpengaruh.

Bu Dipo selalu berusaha terlihat tabah di depan Tantro. Padahal Tantro sendiri tahu, kalau ibunya sedang 'bersandiwara' di depannya.

Karena itu, Tantro juga tak ingin menunjukkan sikap sedih dan panik di depan ibunya. Padahal dalam hatinya Tantro yang masih kecil itu merasakan kepedihan yang luar biasa.

Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 3: Tak Ingin Dibuai Mimpi, Sudah Mulai Belajar Bagaimana Mencari Uang

"Ayo kita menengok Bapak ke rumah sakit, Bu. Mudah-mudahan sakitnya Bapak tidak parah," kata Tantro, yang justru mencoba menghibur ibunya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Filosofi laron dalam masyarakat Jawa

Senin, 28 April 2025 | 14:45 WIB
X