Kepemimpinan Profetik dan Cita-cita Luhur Bangsa Indonesia

photo author
- Rabu, 22 Juni 2022 | 05:30 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok Pribadi)

Baca Juga: Beberapa Keistimewaan yang Diberikan Allah SWT kepada Orang Beriman yang Mengembangkan Budaya Malu

Selain kualitas pribadi sang pemimpin, yang juga harus mendapatkan perhatian adalah sifat atau karakter kepemimpinan, atau dalam hal ini, praktek kepemimpinannya.

Allah SWT berfirman dalam Surat At-Taubah Ayat 128: “Sungguh telah dating kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin”.

Dari petunjuk ini, dapat dikatakan bahwa kepemimpinan profetik adalah suatu karakter dengan kepedulian sosial yang sangat tinggi.

Tentu bukan suatu kepedulian yang bersifat privat, tetapi kepedulian yang bersifat transformatif, yakni menjadikan kepedulian tersebut menjadi arah dari kepemimpinan.

Dalam hal ini, kepemimpinan yang membawa perubahan kepada keadaan yang lebih baik, adil dan meningkatkan kualitas kemakmuran warga.

Baca Juga: Lima Kekuatan Generasi Qur’ani, Salah Satunya Quwwatul ‘Aqidah

Apakah kepemimpinan dimaksud telah sepenuh memadai untuk melakukan transformasi bangsa?

Jika kepemimpinan yang dimaksud sepenuhnya didasarkan pada prinsip dan ciri-ciri di atas, tentu akan sangat bias diharapkan kehandalannya dalam membawa
masyarakat kepada tata hidup yang baru.

Namun, kita menyadari bahwa kehidupan nyata masih jauh dari yang ideal.

Oleh sebab itu, dibutuhkan dukungan, berupa tenaga umat, yang tidak saja berfungsi sebagai kekuatan demokrasi, yang dalam hal ini, menjadi kekuatan kritis, yang senantiasa memberikan sumbangan pemikiran dan kritik, apabila jalannya pembangunan menyimpang dari cita-cita bangsa,

akan tetapi juga menjadi kekuatan yang secara nyata berkontibusi ikut menggerakkan mesin pembangunan, melalui partisipasi dalam proses pembangunan.

Baca Juga: Sepuluh Janji Allah Kepada Umat-Nya, Salah Satunya Pahala yang Sempurna Bagi Orang-orang yang Sabar

Pada titik inilah, kita berpandangan bahwa konsep ukhuwah akan sangat ideal apabila dapat diwujudkan, yakni ukhuwah dalam dimensi ke-Islaman, Kebangsaan dan
Kemanusiaan.

Kualitas pribadi pemimpin, karakter kepemimpinan, yang dilengkapi dengan akhlak yang luhur, yang dalam hal ini mengkaji, mengamalkan dan mengajarkan Al-Quran, tentu akan melahirkan suatu bentuk kepemimpinan ideal.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X