harianmerapi.com - Budaya malu adalah akhlak atau perangai yang mendorong seseorang untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang buruk dan tercela yang merupakan larangan agama,
sehingga mampu menghalangi seseorang dari melakukan perbuatan dosa dan maksiat serta mencegah sikap melalaikan hak-hak orang lain.
Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu diundang maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar”. (QS. Al-Ahzab, 33:53).
Baca Juga: Pemimpin yang Zalim 76: Tak Sadar akan Diperalat untuk Menjatuhkan Nama Baik Orang Lain
Sabda Rasulullah Muhammad SAW: Dari Abu Mas’ud ‘Uqbah Bin ‘Amr Al-Anshari Al-Badri Radhiyallahu ‘Anhu ia berkata, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda : Sesungguhnya salah satu perkara yang telah diketahui oleh manusia dari kalimat kenabian terdahulu adalah 'Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu'. (HR. Bukhari)
Ada beberapa keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepada orang-orang beriman yang memiliki rasa malu dan megembangkan budaya malu kepada lingkungan sekitarnya;
Pertama, malu pada hakikatnya tidak mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan dan merupakan salah satu cabang keimanan.
Malu mengajak pemiliknya agar menghiasi diri dengan perilaku yang mulia dan terhormat, serta menjauhkan diri dari sifat-sifat yang hina lagi tercela.
Sabda Rasulullah Muhammad SAW Berikut Ini : “Malu itu tidak mendatangkan sesuatu melainkan kebaikan semata-mata”. (HR. Muttafaq ‘Alaihi). Sabda Rasulullah berikutnya : “Malu itu kebaikan seluruhnya”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Tentang malu adalah cabang keimanan yang sangat ditekankan dalam agama Islam, Rasulullah SAW bersabda:
Baca Juga: Empat Sifat Nabi Muhammad SAW yang Sangat Terpuji, Salah Satunya Amanah
“Iman memiliki lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Cabang yang paling tinggi adalah perkataan La ilaha illallah, dan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri (gangguan) dari jalan. Dan malu adalah salah satu cabang Iman (HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Kedua, rasa malu itu merupakan sesuatu yang dicintai Allah SWT dan mengantarkan seseorang ke dalam syurga-Nya.
Mengenai malu merupakan perbuatan yang sangat dicintai Allah SWT ini, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla Maha Pemalu, Maha Menutupi, Dia mencintai rasa malu dan ketertutupan. Apabila salah seorang dari kalian mandi, maka hendaklah dia menutup diri”. (HR. Abu Dawud).