Allah memerintahkan menyampaikan kebenaran itu antara lain dalam Surat Al Baqarah ayat 174:
اِنَّ الَّذِيۡنَ يَكۡتُمُوۡنَ مَآ اَنۡزَلَ اللّٰهُ مِنَ الۡکِتٰبِ وَ يَشۡتَرُوۡنَ بِهٖ ثَمَنًا قَلِيۡلًا ۙ اُولٰٓٮِٕكَ مَا يَاۡكُلُوۡنَ فِىۡ بُطُوۡنِهِمۡ اِلَّا النَّارَ وَلَا يُکَلِّمُهُمُ اللّٰهُ يَوۡمَ الۡقِيٰمَةِ وَلَا يُزَکِّيۡهِمۡ ۖۚ وَلَهُمۡ عَذَابٌ اَ لِيۡمٌ
"Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Kitab, dan menjualnya dengan harga murah, mereka hanya menelan api neraka ke dalam perutnya, dan Allah tidak akan menyapa mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Mereka akan mendapat azab yang sangat pedih." (QS Al-Baqarah: 174)
Menafsir ayat ini, Buya Hamka dalam tafsir Al Misbah menuliskan dalam segala agama dan segala masa, ada saja orang yang amat pintar, sampai dapat disebut sarjana dalam hukum-hukum agama.
Baca Juga: 3 Doa Mustajab di Pagi Hari, Dikabulkan untuk mendatangkan Rezeki
Tetapi karena ilmunya itu tidak diikat oleh iman, mudah saja baginya memutar-mutar atau menyembunyikan maksud ayat atau suruhan atau larangan untuk menenggang kemauan orang yang diseganinya atau untuk memperkuat pengaruh.
Buya Hamka dalam tafsir Al Azhar menyampaikan bahwa lmam Ghazali banyak sekali menyebut tentang ulama-ulama yang datang mengambil muka kepada orang-orang yang berkuasa.
Dan mudah sajalah baginya kelak menyembunyikan hukum yang sebenarnya karena mencari kedudukan atau karena takut. Untuk itu mereka dibayar.
Baca Juga: Amalan Shalawat di Pagi Hari, Pembuka Pintu Rezeki Sepanjang Hari
Kadang-kadang dengan diberi gelar yang indah-indah bunyinya, ataupun pangkat, ataupun kebesaran, ataupun uang emas berpundi-pundi.
Maka terpujilah dia oleh orang-orang yang berkuasa, dikatakan ulama paling pandai menyesuaikan diri, yang maju fikirannya, yang tidak terikat oleh suatu ketentuan dan sebagainya.
Dia pun bersenang hatilah, padahal agamanya telah terjual.
Mereka yang menyembunyikan kebenaran tersebut, dijelaskan dalam ayat tersebut isi perutnya berupa api neraka yang akan membakar dirinya sendiri.
Kalau dalam hati sanubarinya masih ada sisa-sisa iman, dia akan menyesal terus menerus karena kejahatan perbuatannya.