Pandemi Covid-19 Selama Dua Tahun, Rindu ke Tanah Suci Dialami Semua Umat Islam

photo author
- Minggu, 21 November 2021 | 19:23 WIB
Ustadz Djundan Arief (duduk sebelah kanan) selalu mendampingi para jamaah haji Multazam dalam kegiatan pengajian pasca Haji agar tetap terjaga kemabrurannya.  (Dokumen Taufik Ridwan )
Ustadz Djundan Arief (duduk sebelah kanan) selalu mendampingi para jamaah haji Multazam dalam kegiatan pengajian pasca Haji agar tetap terjaga kemabrurannya. (Dokumen Taufik Ridwan )

harianmerapi.com - Akibat pandemi Covid-19 selama dua tahun lebih, membuat perkumpulan umroh atau haji yang ada di Indonesia, khususnya di Yogyakarta pasti kangen saling ketemuan dalam sebuah forum pengajian.

Hampir dua tahun, semua kegiatan ngaji bareng alumni umroh atau haji terhenti.

"Kami sangat rindu untuk bertemu dan ngaji bareng," kata Rahmat Edi mantan Direktur PT Madubaru Madukismo dalam sambutan sebagai ketua Komunitas Alumni Haji SOC 69 MBantul 100%, Minggu (21/11/2021).

Baca Juga: Rumahku Bukan Surgaku 9: Nyaris Direnggut Mau Akibat Ketergatungan Narkoba

Ketemuan ini adalah kali pertama setelah hampir dua tahun mandeg dan hanya lewat WA atau zoom.

"kita sampai tidak berani melayat ketika ada sedulur alumni haji yang wafat, semoga husnul khotimah" lanjut pak Edy.

secara kompak, ketika ditanyakan apakah selalu rindu ke tanah suci, dijawab serentak sangat rindu, berapa pun biayanya akan dibayar asal bisa berkali ke tanah suci.

Baca Juga: RS Panti Rahayu Bangun Gedung Sentral Medik, Bupati Sunaryanta Berharap Kualitas Pelayanan Meningkat

Pada forum pengajian Ustadz H Djundan Arief menyampaikan bagaimana kita tetap menjaga kemabruran haji, terlebih suasana pandemi masih melanda seluruh dunia.

Haji yang mabrur adalah diantaranya yang bisa dan mampu menjaga kesehatan dan keimanan tetap kuat dan hebat dengan ujian apapun.

"Godaan untuk selalu sehat,adalah keimanan yang kuat dan jangan sampai diimingi untuk mendapatkan kekebalan dan jimat dari paranormal lalu katut" pesan Ustadz Jundan yang telah membimbing ribuan jama'ah ke tanah suci dari Multazam Yogyakarta ini.

Baca Juga: Menoreh Food Festival Digelar untuk Rangsang Kreativitas Pelaku Usaha Kuliner

Biasanya, orang yang sakit parah dan tidak bisa berpikir waras akan mudah dipengaruhi untuk percaya kekuatan dukun dan paranormal, dan itu haram dan menyesatkan.

"Muslim yang baik adalah hanya meminta pertolongan dari Allah dan ikhtiyar sekuatnya," kata pemilik panggilan Pakdhe Djundan ini.

"Pokoknya seorang haji harus selalu menjadi tauladan dalam beribadah dan bermuamalah dalam kehidupan, terlebih saat pandemi" lanjutnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Refleksi NgaSSo: dari Anak Sapi Emas ke Dewa Uang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:52 WIB

Adam Turun ke Bumi, Hukuman atau Rahmat?

Sabtu, 27 September 2025 | 19:35 WIB

Kenapa Sulit Khusyuk dalam Shalat?

Sabtu, 13 September 2025 | 19:05 WIB

Bulan Muharam bulan istimewa bagi umat islam

Rabu, 25 Juni 2025 | 06:56 WIB
X