Berdoa Pagi, Sing dan Malam Agar Pandemi Reda Tapi Belum Terkabul, Kenapa?

photo author
- Sabtu, 2 Oktober 2021 | 14:00 WIB
Iip Wijayanto (Dok. Pribadi)
Iip Wijayanto (Dok. Pribadi)

HAMPIR dua tahun kita terus berdoa agar pandemi Covid-19 yang melanda seluruh belahan dunia bisa reda, dan kita bisa bekerja lagi seperti dulu dengan tenang. Kegiatan perekonomian bisa bangkit dan pulih lagi.

Tetapi kenapa doa-doa yang kita panjatkan belum terkabul. Di beberapa negara kita bisa melihat ada penurunan jumlah pasien aktif Covid-19, tetapi sayangnya di beberapa negara lainnya penularan masih terus menanjak.

Dan kitapun kemudian bertanya-tanya, kenapa doa kita belum kunjung terkabul?

Baca Juga: Bagaimana Membangun Keluarga yang Sakinah, Mawaddah, dan Rahmah?

Sesungguhnya yang berdoa agar pandemi ini bisa segera reda bukan hanya kita, tetapi milyaran manusia di seluruh belahan dunia juga terus memanjatkan doa yang sama yang setiap harinya.

Yang sangat penting untuk kita perhatikan bersama, bahwa sebuah doa akan mencapai hasil yang terbaik jika diiringi dengan usaha tanpa mengenal lelah. Begitu juga sebaliknya, sebuah usaha dan kerja keras tetapi tidak diiringi dengan doa...maka hasilnya tidak maksimal.

Doa dan Usaha harus berjalan seiring dan sejalan. Ketika kita berdoa agar pandemi reda tetapi pada sisi yang lain di belahan bumi eropa misalnya, kita bisa lihat kepatuhan terhadap protokol kesehatan semakin longgar.

Baca Juga: Ketakutan Warga Eropa Zaman Kolonial pada Haji Putih

Pertandingan-pertandingan sepak bola di hadiri langsung oleh supporter di stadion sejak gelaran piala eropa lalu. Begitu pula misalnya di Amerika, meskipun punya simpanan vaksin yang banyak tetapi antusiasme masyarakatnya kurang maksimal.

Seharusnya, jika kita ingin pandemi ini bisa reda maka untuk mengiringi doa-doa kita, protokol kesehatan seharusnya implementasinya harus ditingkatkan. Meskipun sudah divaksin, masker tetap harus digunakan dengan konsisten.

Tetap menjaga jarak dan menghindari kerumunan. Acara-acara olah raga seperti Piala Eropa lalu seharusnya tetap dilaksanakan tanpa penonton di stadion.

Baca Juga: Mensyukuri Nikmat 2: Mencari Istri dengan Pertimbangan Harta

Sekolah dan perkuliahan tetap dilakukan secara online dari rumah. Restoran-restoran menjual makanan dengan sistem online dan diantar ke rumah. Dan lain-lain. Memang terasa sangat berat, akan tetapi jika seluruh dunia bisa bersama-sama menjalankannya maka pandemi bisa reda juga bersama-sama. Karena manusia akan mendapatkan hasil yang terbaik dari doa yang diikuti kerja dan usaha terbaik.

Maka di dalam surat An-Najm ayat 39 dijelaskan : “Wa al laisa lil-insaani illa maa sa’a (Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya).” {Q.S.An-Najm:39)

Oleh karena itu, jika kita ingin doa kita segera terkabul agar pandemi ini bisa reda maka harus ada kebersamaan untuk terus mematuhi protokol kesehatan sesuai dengan arahan dari badan kesehatan dunia, WHO.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Refleksi NgaSSo: dari Anak Sapi Emas ke Dewa Uang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:52 WIB

Adam Turun ke Bumi, Hukuman atau Rahmat?

Sabtu, 27 September 2025 | 19:35 WIB

Kenapa Sulit Khusyuk dalam Shalat?

Sabtu, 13 September 2025 | 19:05 WIB

Bulan Muharam bulan istimewa bagi umat islam

Rabu, 25 Juni 2025 | 06:56 WIB
X