Kelima, berlanjut ke jenjang pendidikan lebih tinggi, ataukah langsung masuk ke ranah profesi, pekerjaan, enterprenuer, dan lain-lain, merupakan pilihan hidup. Pilihan manapun, sah. Semuanya baik. Asal disertai tanggungjawab moral.
Bekerja secara mandiri, ataukah berkolaborasi dengan pihak lain, merupakan strategi dalam menggapai kesuksesan. Selagi, akhlak terus-menerus dijadikan sebagai basisnya, dapat dipastikan alumni SMAN 1 Teladan selalu unggul, selalu berjaya, di manapun berada.
Di era kemajuan teknologi dan informasi, aktualisasi lima doktrin Teladan Jayamahe di atas, serasa mudah dilakukan. Melalui sarana internet, wifi, dan berbagai media sosial, semua pihak, lintas angkatan, terbuka berinterkasi secara timbal-balik, dalam posisi setara, saling menghormati, saling menghargai, dan saling melengkapi. Melalui thinking of skill, dapat ditentukan target aktivitas yang ingin dicapainya.
Baca Juga: Susah payah taklukkan Swiss 1-0, Brazil akhirnya lolos babak 16 besar Piala Dunia 2022
Ingat pada almamater, sekaligus ingat pada doktrin Teladan Jayamahe, wajib menjadi komitmen sepanjang jalan kehidupan. Jalinan silaturahmi antar sesama alumni, berkontribusi membangun institusi, agar SMAN 1 Teladan semakin jaya, wajib dijadikan kiprah kemaslahatan. Ujungnya, dapat diwujudkan struktur kehidupan yang kokoh, unggul, dan berkelanjutan, dalam lingkup bangsa dan negara.
Last but not least. Ki Hadjar Dewantara berpesan, “ … setiap orang bisa menjadi guru, dan setiap rumah bisa menjadi sekolah. Hendaknya diingat, guru pertama bagi setiap anak adalah orangtua.”
Demi keberhasilan pendidikan seluruhnya, pesan moral Bapak Pendidikan Nasional itu wajib dijabarkan menjadi sinergitas antara SMAN 1 Teladan dengan pemerintah, masyarakat, dan orang-tua murid. Wallahu’alam.*
* Guru Besar Ilmu Hukum UGM