mimbar

Lima Perlakuan Kurang Tepat Orangtua dalam Mendidik Anak, Salah Satunya Terlalu Melindungi

Senin, 7 Februari 2022 | 05:05 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dok. Pribadi)

harianmerapi.com - Pada dasarnya setiap manusia mendambakan hubungan keluarga yang harmonis, karena hal ini sangat menentukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana kekeluargaan dan menjadi pusat ketenangan hidup.

Setiap orangtua pasti mendambakan terciptanya keluarga bahagia dan tidak jarang setiap orangtua mengusahakan kebahagiaan dengan berbagai jalan dan upaya.

Bahkan mereka menempa anak-anaknya agar mampu mempersiapkan diri dalam membentuk kehidupan dalam berkeluarga yang bahagia, sesuai dengan apa yang didambakan orangtua.

Baca Juga: Gantungkan Cita-cita Setinggi Langit 10: Dunia Panggung Sandiwara, Penyebar Fitnah itu Ditangkap Polisi

Namun sayangnya tidak semua orangtua dapat memperlakukan anaknya secara tepat dan proporsional. Ada beberapa perlakuan orangtua yang kurang menguntungkan perkembangan anak-anak dan remaja; yaitu :

Pertama, terlalu melindungi (over protective). Karena satu dan lain hal, ada orangtua yang dalam mendidik anak terlalu melindungi yang mengakibatkan anak-anak kurang mandiri.

Orangtua yang over protective, penyebabnya bisa bermacam-macam; mungkin karena ia anak satu-satunya yang laki-laki atau yang perempuan, karena anak tunggal, anak bungsu atau sulung, dan sebagainya.

Akhirnya anak merasa selalu mendapatkan perlindungan dan kurang memiliki keyakinan dan senantiasa tergantung kepada orang lain.

Baca Juga: Peristiwa Mistis Tersesat Naik Angkutan Umum Masa Silam, Dibawa ke Hutan Gelap

Kedua, orangtua yang menolak kehadiran anak (rejective). Dalam kehidupan modern ini sering dijumpai pasangan pengantin yang belum menginginkan kelahiran anak, tetapi
Allah Yang Maha Pemurah telah berkenan memberikan amanah berupa anak yang mungil.

Apalagi sering terjadi adanya pasangan muda mudi yang nikah karena kecelakaan akibat pergaulan bebas. Dalam kasus yang seperti ini, baik salah satu atau mungkin juga keduanya (suami dan istri) secara sadar ataukah tidak menunjukkan ekspresi penolakan terhadap kelahiran anak.

Perlakuan yang seperti ini akan menyadarkan anak bahwa kelahirannya tidak diharapkan dan mengganggu kebahagiaan orangtua.

Kesadaran yang seperti ini akan membuat anak merasa rendah diri dan merasa kurang berarti kehidupannya. Bagi anak yang berpotensi agresif, maka akan menunjukkan sikap
perlawanan yang tidak jarang akan membahayakan dirinya dan atau orang lain.

Baca Juga: Cara Asyik Belajar Plat Nomor Mobil dan Kaca Mobil Pecah Dua kali di Tempat Sama

Mereka inilah yang sering disebut sebagai anak-anak dan remaja nakal yang selalu membuat keributan yang meresahkan lingkungan sekitarnya.

Halaman:

Tags

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB