Sebab, setiap manusia adalah pemimpin minimal pada dirinya sendiri.
Pidato Abu Bakar memiliki penegasan totalitas kepribadian dan komitmen terhadap nilai Islam.
Jika disimpulkan, dalam pemerintahan Abu Bakar ini terdapat prinsip kebebasan berpendapat, tuntutan ketaatan rakyat, mewujudkan keadilan, mendorong masyarakat berjihad dan sholat sebagai intisari ketaqwaan umat Islam.
Dalam menyelesaikan perkara, Abu Bakat selalu mencari dasar dari Alquran, jika ditemukan pemecahannya, maka beliau meniru dan mempelajari cara yang dilakukan Rasulullah SAW.
Lalu jika tidak ditemukan di hadist Nabi, Abu Bakar mengumpulkan tokoh terbaik untuk diajak duduk bersama musyawarah memutuskan bersama. Bukan mengambil keputusan sendiri seenaknya dan merugikan umat.
"Beliau Abu Bakar Ash Sidiq sangat menyadari kelemahan dirinya sebagai manusia biasa, " seperti dikutip dari buku peradaban Islam ini.
Sebelum akhir hayatnya, Khalifah Abu Bakar Ash Siqdiq menderita sakit selama 15 hari dan wafat pada akhir tahun 13 hijriyah atau 22 Agustus 634 Masehi.
Kepemimpinannya memberikan kekuatan dalam menegakkan tiang agama Islam. *