Dia sekedar mampir ngombe (numpang minum) kata orang jawa, dan bukan mampir wedangan (minum kopi).
Kalau misalkan minum kopi itu ada santainya, ada ngobrolnya, ada acara nunggu hangatnya kopi dulu. Tapi ini numpang minum.
Setelah dahaganya hilang, maka ya sudah selesai. Sebentar sekali, sangat sebentar.
Maka kesanggupan kita untuk mengarungi kehidupan ini, haruslah berbanding lurus dengan kesiapan kita menghadapi kematian.
Baca Juga: Kecelakaan Beruntun di Ring Road Janti, Dua Korban Termasuk Pak Ogah Alami Patah Tulang
Kenapa kita harus lari dari kematian? Bukankah kemanapun kita pergi, kematian akan datang menghampiri jika waktunya tiba?
Kesiapan kita-lah yang membuat kita berani menghadapinya. Kesiapan menghadapi kematian yang akan datang sewaktu-waktu, seharusnya bukanlah membuat kita duduk termenung dan atau memikirkan kapan datangnya kematian itu.
TAKUT MATI JANGAN HIDUP. Jika ketakutan akan kematian menjadi sebuah hal yang mengganggu anda, ya sebaiknya jangan hidup.
Sebab hidup pasti mati. Karena sekali lagi bahwa kematian adalah pintu bagi kita untuk berpindah alam.
Baca Juga: Hapus Stigma Negatif Sarkem Lewat Festival Pasar Kembang 2023
Setiap makhluk hidup itu terdiri dari dua hal : Ruh dan Jasad. Hal ini sudah dibuktikan bahkan secara ilmiah, bukan sekedar doktrin keagamaan.
Di Amerika, sebuah organisasi ilmuwan menbuktikan hal itu. Bahwa sebelum manusia itu mati, maka berat badannya lebih berat beberapa Mili Gram dibandingkan ketika dia sudah meninggal.
Ada yang hilang dari tubuhnya ketika dia mati. Itulah Ruh. Dan itulah sebenarnya inti dari kehidupan.
Ya, jasad tanpa ruh akan kehilangan harganya. Jasad tanpa ruh bahkan lebih hina dari patung manusia.
Baca Juga: Pria Ngamuk Bawa Dua Bilah Parang di Mapolsek Cipayung Ditetapkan Sebagai Tersangka