HARIAN MERAPI - Keretakan keluarga adalah suatu keadaan di mana hubungan antara anggota keluarga, terutama suami istri atau orang tua dan anak, menjadi rusak atau terganggu.
Keretakan keluarga adalah kondisi ketidakbahagiaan atau ketidakharmonisan dalam pernikahan yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti komunikasi buruk, masalah keuangan, ketidaksetiaan, perbedaan nilai, atau ketidakcocokan dalam pola asuh anak.
Untuk mengatasi keretakan, diperlukan upaya seperti meningkatkan komunikasi, saling mendengarkan, menurunkan ego, menghadirkan kembali keintiman, serta mungkin
melibatkan konseling pernikahan untuk mencari solusi bersama.
Baca Juga: Adab dan kewajiban terhadap Al-Qu’ran
Keretakan keluarga dapat memiliki dampak negatif pada anggota keluarga, seperti: (1) Stres dan kecemasan: keretakan keluarga dapat menyebabkan stres dan kecemasan pada anggota keluarga, (2) Kurangnya keharmonisan: keretakan keluarga dapat menyebabkan kurangnya keharmonisan dalam hubungan keluarga, dan
(3) Dampak pada anak: keretakan keluarga dapat memiliki dampak negatif pada anak, seperti gangguan emosi dan perilaku.
Retaknya hubungan suami istri dalam keluarga ada beberapa alternatif penyebabnya, antara lain:
Pertama, tidak adanya puas di dalam hubungan seksual antara suami istri. Kepuasan dalam
hubungan seksual suami istri adalah merupakan salah satu unsur keluarga sejahtera. Apabila dalam hubungan seksual ini salah satu pihak suami atau istri tidak mengalami kepuasan, biasanya ada kecenderungan untuk mencari kepuasan seksual tersebut di luar rumah.
Baca Juga: Di halaman Masjid Saka Tunggal Cikakak Banyumas masih berdiri kokoh dan aktif menjadi tempat ibadah
Dan kemudian ada kemungkinan terjadinya poligami dan atau perceraian dalam keluarga tersebut.
Hal ini bagi istri yang hidupnya sangat menggantungkan diri kepada suami akan merupakan pukulan yang sangat berat dalam hidupnya. Anak pun akan merasa kehilangan akasih sayang dari orang tuanya.
Kedua, faktor agama/ideologi dan budaya yang berbeda antar suami dan istri. Perbedaan
agama/ideologi dan kebudayaan antara suami dan istri sering menyebabkan cekcok dalam rumah tangga.
Suami dan istri saling mempertahankan agama serta kebudayaannya masing-masing, sehingga
tidak ada kesesuaian di antara keduanya, kemudian akhirnya suami dan istri mengambil jalan sendiri-sendiri, sehingga mengakibatkan kebingungan bagi si anak.
Baca Juga: Begini cara Kemenkes kampanye dampak buruk merokok
Ketiga, sejarah terbentuknya keluarga. Yang dimaksud sejarah terbentuknya keluarga di sini
adalah dasar pertimbangan mereka membentuk perkawinan, apakah mereka kawin atas dasar saling mencintai atau atas paksaan dari orang lain (termasuk orang tuanya).