Hikmah dan keuntungan menjaga lisan

photo author
- Selasa, 22 Juli 2025 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Ketua Dewan Penasihat KAHMI Majlis Wilayah DIY (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Ketua Dewan Penasihat KAHMI Majlis Wilayah DIY (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Menjaga lisan adalah tindakan untuk mengontrol dan mengatur perkataan yang keluar dari mulut, sehingga perkataan tersebut tidak menyakiti, merugikan, atau menimbulkan dampak negatif bagi diri sendiri dan orang lain.

Menjaga lisan melibatkan: (1) Berbicara dengan bijak: Berbicara dengan penuh pertimbangan dan tidak berbicara tanpa berpikir, (2) Menghindari perkataan negatif: Menghindari perkataan yang menyakiti, memfitnah, atau merendahkan orang lain,

(3) Menggunakan kata-kata yang sopan: Menggunakan kata-kata yang sopan dan santun dalam berbicara, (4) Mengontrol emosi: Mengontrol emosi dan tidak berbicara dalam keadaan marah atau emosi yang kuat, dan (5) Berbicara yang bermanfaat: Berbicara yang bermanfaat dan konstruktif, serta tidak berbicara yang sia-sia atau tidak bermanfaat.

Baca Juga: Melalui Pemberdayaan dan Layanan AgenBRILink, BRI Dukung Pengembangan Koperasi Desa Merah Putih

Dalam Al-Qur'an dan Hadits, banyak disebutkan tentang pentingnya menjaga lisan dan akibat
dari perkataan yang tidak baik. Oleh karena itu, menjaga lisan adalah salah satu aspek penting dalam membentuk karakter yang baik dan meningkatkan kualitas hidup.

Dengan menjaga lisan, kita dapat membangun hubungan yang baik dengan orang lain, meningkatkan reputasi, dan mencapai kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidup.

Orang-orang yang selalu berusaha menjaga lisan, dengan mengatakan hal-hal yang positif dan
menghindari banyak bersuara untuk hal-hal negatif atau sengaja untuk menyakiti hati orang lain, akan mendapatkan berbagai hikmah dan keuntungan; antara lain:

Pertama, menghindari sifat keras hati. Umumnya seseorang yang banyak berbicara dan suka
mengumbar-umbar perkataan dosa, hatinya dipenuhi dengan penyakit. Mereka itu orang-orang yang berhati keras. Tidak mudah menerima nasehat.

Baca Juga: Pintu-pintu rezeki yang sering terabaikan

Bahkan jika mendengar firman Allah (Al-Quran) hatinya sama sekali tak bergetar. Naudzubillah mindzalik. Dari Ibnu Umar RA, katanya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Janganlah engkau semua memperbanyak kata, selain untuk berzikir kepada Alloh Ta’ala, sebab sesungguhnya banyaknya pembicaraan kerasnya hati dan sesungguhnya sejauh-jauh manusia dari Allah ialah yang berhati keras, yakni enggan menerima petunjuk baik.” (HR. At Tirmidzi).

Kedua, Allah SWT menjamin Surga. Jaminan apa yang paling kita ingin dapatkan dari Allah
selain Surga-Nya? Orang-orag saleh yang mampu menjaga lisannya untuk selalu dipergunakan
menyampaikan kebaikan, atau lebih baik diam daripada menyuarakan keburukan, maka Surga lah yang akan menjadi tempatnya di akhirat kelak.

Menjaga lisan dapat menjadi salah satu kunci untuk masuk surga. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: ''Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam.'' (HR. Bukhari dan Muslim).

Ketiga, terhindar dari api Neraka. Dalam sebuah hadits disebutkan, “Takutlah pada neraka,
walau dengan sebiji kurma. Jika kamu tak punya maka katakanlah yang baik.” (HR. Mutafaq ‘alaih).

Baca Juga: Antisipasi judi online, Kapolsek Bendosari cek ponsel anggota

Maksud dari hadits tersebut adalah bahwa Allah SWT telah menciptakan neraka sebagai balasan bagi mereka yang suka berbuat keburukan dan kerusakan selama hidupnya di dunia, termasuk berkata kufur kepada atau tentang Allah SWT.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X