HARIAN MERAPI - Istiqomah adalah sikap terpuji yang berarti kukuh pada pendirian atau konsekuwen dalam melakukan suatu sikap atau tindakan. Seseorang yang beristiqamah di jalan Allah SWT dengan ikhlas, senantiasa akan dicintai oleh sang penciptanya.
Dalam makna yang luas, istiqomah adalah sikap teguh dalam melakukan suatu kebaikan, membela dan mempertahankan keimanan dan ke-Islaman, walaupaun mengadapi banyak tantangan dan rintangan.
Istiqomah dalam beramal menuju keridhaan Allah SWT merupakan upaya untuk menyelaraskan ketepatan dalam ucapan, tindakan, dan perbuatan.
Istiqamah dalam beramal adalah konsistensi dan keteguhan dalam melakukan amal kebaikan
dan ketaatan kepada Allah SWT. Istiqamah dalam beramal dapat diwujudkan dalam beberapa cara, seperti:
(1) Konsistensi: Melakukan amal kebaikan secara konsisten dan terus-menerus, tanpa putus asa atau lelah, (2) Keteguhan: Menjaga keteguhan dalam melakukan amal kebaikan, meskipun
menghadapi tantangan atau kesulitan,
(3) Ikhlas: Melakukan amal kebaikan dengan ikhlas dan tidak mengharapkan imbalan dari manusia, dan (4) Meningkatkan kualitas: Meningkatkan kualitas amal kebaikan dengan memperbaiki niat, cara, dan hasilnya.
Manfaat istiqamah dalam beramal antara lain: (1) Meningkatkan keimanan: Istiqamah dalam
beramal dapat meningkatkan keimanan dan kesadaran akan kehadiran Allah SWT, (2) Meningkatkan kualitas hidup: Istiqamah dalam beramal dapat meningkatkan kualitas hidup dan membawa kebahagiaan yang lebih besar, dan
Baca Juga: Diikuti 40 perusahaan, Sukoharjo Job Fair sediakan 22.859 lowongan kerja
(3) Mendapatkan ridho Allah: Istiqamah dalam beramal dapat mendapatkan ridho Allah SWT dan memperoleh pahala yang besar. Dengan demikian, istiqamah dalam beramal dapat menjadi kunci untuk meningkatkan keimanan, kualitas hidup, dan mendapatkan ridho Allah SWT.
Terdapat banyak dalil dari Al-Quran yang menyuruh kita untuk istiqamah dalam beramal;
yakni:
Pertama, orang beriman jangan merasa lemah dan bersedih hati. Firman Allah SWT:
“Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi
(derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin. Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan Allah mengetahui orang-orang beriman (yang sejati) dan sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Allah tidak menyukai orang-orang zalim. ” (QS. Ali Imran; 3:139-140).
Kedua, istiqamah dalam beramal saleh akan mendapatkan pahala yang sangat besar. Firman
Allah SWT: “Kecuali, orang-orang yang bertobat, memperbaiki diri, berpegang teguh pada (agama) Allah, dan dengan ikhlas (menjalankan) agama mereka karena Allah, mereka itu bersama orang-orang mukmin. Kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang mukmin. Allah tidak akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman. Allah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui. ” (QS. Ali Imran; 3:146-147).
Baca Juga: Film 'Orang Ikan' Suguhkan Sinematik Monster Klasik Berbalut Sejarah Perang Dunia dari Asia Tenggara
Ketiga, istiqamah menjadikan seseorang tidak mudah berpaling kepada kebatilan. Firman
Allah SWT: “Sungguh, Allah benar-benar telah memenuhi janji-Nya kepadamu ketika kamu
membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu (dalam keadaan) lemah, berselisih dalam urusan itu, dan mengabaikan (perintah Rasul) setelah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada (pula) orang yang menghendaki akhirat. Kemudian, Allah memalingkan kamu dari mereka untuk mengujimu. Sungguh, Dia benar-benar telah memaafkan kamu. Allah mempunyai karunia (yang diberikan) kepada orang-orang mukmin.” (QS. Ali Imran; 3:152).