HARIAN MERAPI - Berjuang di jalan Allah adalah konsep dalam Islam yang merujuk pada upaya sungguh-sungguh untuk menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.
Berjuang di jalan Allah bukan hanya tentang perjuangan fisik, tetapi juga tentang perjuangan spiritual dan moral. Dengan berjuang di jalan Allah, seorang Muslim dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Beberapa aspek penting terkait berjuang di jalan Allah: (1) jihad berupa perjuangan melawan hawa nafsu, melawan kejahatan, atau berjuang untuk menegakkan kebenaran,
(2) sabar dan ketabahan. Berjuang di jalan Allah memerlukan sabar dan ketabahan dalam menghadapi tantangan dan kesulitan, (3) ikhlas dan niat yang benar. Berjuang di jalan Allah harus dilakukan dengan ikhlas dan niat yang benar, dan
(3) mengikuti contoh Nabi Muhammad SAW. Beliau menunjukkan kesabaran, ketabahan, dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah.
Terdapat banyak dalil dari Al-Qur’an yang menyuruh orang-orang yang beriman untuk berjuang di jalan Allah; yakni:
Pertama, boleh berperang untuk membela kehormatan agama. Firman Allah SWT: “Dan perangilah di jalan Allah, untuk membela diri dan kehormatan agamamu, orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas dengan tidak membunuh wanita, anak-anak, orang lanjut usia, tuna netra, lumpuh, dan orang-orang yang tidak ada hubungannya dengan perang. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas dengan melanggar etika perang
tersebut.” (QS. Al-Baqarah; 2:190).
Baca Juga: Analis Kompak Rekomendasikan Saham BBRI, Ini Alasannya....
Kedua, wajib berperang meskipun tidak menyukainya. Firman Allah SWT: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah; 2:216).
Ketiga, pinjaman kepada Allah akan dilipatgandakan pahalanya. Firman Allah SWT: “Berperanglah kamu di jalan Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Siapakah yang mau memberi pinjaman yang baik kepada Allah? Dia akan melipatgandakan (pembayaran atas pinjaman itu) baginya berkali-kali lipat. Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki). Kepada-Nyalah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Baqarah; 2:244-245).
Keempat, seorang muslim jangan merasa lemah dan sedih karena kejayaan akan dipergilirkan.
Firman Allah SWT: “Janganlah kamu (merasa) lemah dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu paling tinggi (derajatnya) jika kamu orang-orang mukmin. Jika kamu (pada Perang Uhud) mendapat luka, maka mereka pun (pada Perang Badar) mendapat luka yang serupa. Masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) dan Allah
mengetahui orang-orang beriman (yang sejati) dan sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Allah tidak menyukai orang-orang zalim.” (QS. Ali Imran; 3:139-140).
Baca Juga: Sekolah Rakyat dipastikan peroleh akses internet untuk dukung proses belajar mengajar
Kelima, setelah kesedihan akan diturunkan rasa aman. Firman Allah SWT: “Setelah kamu ditimpa kesedihan, kemudian Dia menurunkan rasa aman kepadamu (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari kamu, sedangkan segolongan lagi telah mencemaskan diri mereka sendiri. Mereka berprasangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah. Mereka berkata, “Adakah sesuatu yang dapat kita perbuat dalam urusan ini?” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya segala urusan itu di tangan Allah.” Mereka menyembunyikan dalam hatinya apa yang tidak mereka terangkan kepadamu. Mereka berkata, “Seandainya ada sesuatu yang dapat kami perbuat dalam
urusan ini, niscaya kami tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini.” Katakanlah (Nabi Muhammad), “Seandainya kamu ada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditetapkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh.” Allah (berbuat demikian) untuk menguji yang ada dalam
dadamu dan untuk membersihkan yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui segala isi hati.” (QS. Ali Imran; 3:154).