HARIAN MERAPI - Tamak dan bakhil adalah dua sifat yang tidak diinginkan dalam kehidupan sehari-hari. Tamak adalah sifat yang berlebihan dalam menginginkan sesuatu, terutama kekayaan atau kekuasaan.
Orang yang tamak cenderung tidak puas dengan apa yang mereka miliki dan selalu menginginkan lebih. Bakhil adalah sifat yang enggan berbagi atau memberikan sesuatu kepada orang lain, terutama kekayaan atau sumber daya.
Orang yang bakhil cenderung menimbun kekayaan atau sumber daya untuk diri sendiri dan tidak peduli dengan kebutuhan orang lain. Kedua sifat ini dapat menyebabkan masalah dalam hubungan sosial dan dapat merusak kepercayaan dan keharmonisan dalam masyarakat.
Baca Juga: Seluruh jemaah haji asal Karanganyar telah tiba kembali di Bumi Intanpari, begini kondisi mereka
Secara bahasa tamak berarti rakus hatinya. Sedang menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar.
Rakus, atau tamak dalam bahasa Arab disebut “al-hirsh”, merupakan sifat tercela yang menggambarkan keinginan berlebihan terhadap harta benda, makanan, atau kesenangan duniawi.
Rakus harta juga merupakan salah satu sifat yang membawa kepada renggangnya interaksi antar manusia, karena adanya sifat untuk tidak dapat berbagi dengan orang lain.
Bakhil adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa arab yang dalam bahasa Indonesia berarti kikir atau pelit. Bakhil adalah sifat yang harus dihindari oleh setiap muslim, karena kebakhilan adalah sikap egois yang dilarang oleh Islam, tercela dan berakibat buruk baik di dunia maupun di akhirat.
Baca Juga: 167 Koperasi Merah Putih Sukoharjo resmi berbadan hukum, langsung jalankan usaha
Secara istilah dalam syariah, kikir atau bakhil merujuk pada sifat seseorang yang sangat enggan mengeluarkan hartanya untuk keperluan-keperluan yang disyariatkan atau dianjurkan dalam agama, seperti sedekah, zakat, dam infaq.
Dua sifat tercela ini (tamak dan bakhil) oleh Al-Quran telah digambarkan secara gamblang berbagai faktor penyebab, para pelakunya, dan bagaimana solusi terbaik untuk menghgilangkannya dari kehidupan sehari-hari.
Di antara ayat-ayat Al-Qur’an itu adalah: Pertama, janganlah iri hati atas kelebihan harta yang dimiliki orang lain.
Firman Allah SWT: “Janganlah kamu berangan-angan (iri hati) terhadap apa yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. Bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. An-Nisya’; 4:32).
Baca Juga: Bulan Dana PMI Sleman 2025 targetkan Rp 1,5 miliar, ini sasarannya
Kedua, Allah menjanjikan kepada orang-orang yang hijrah meninggalkan kampung halamannya karena menaati perintah Allah dan mengharapkan keridaan-Nya, mereka akan memperoleh tempat tinggal yang lebih makmur, lebih tenteram dan aman dan lebih mudah menunaikan kewajiban-kewajiban agama di daerah yang baru,