Pintu-pintu rezeki yang sering terabaikan

photo author
- Senin, 21 Juli 2025 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Ketua KAPASGAMA (Keluarga Alumni Pascasarjana UGM) (Dok. Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Ketua KAPASGAMA (Keluarga Alumni Pascasarjana UGM) (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Rezeki adalah segala sesuatu yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia sebagai karunia dan nikmat, baik berupa harta, kesehatan, kebahagiaan, maupun kesempatan.

Rezeki dapat berupa: (1) Harta: Uang, properti, dan barang-barang lainnya yang dapata digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup, (2) Kesehatan: Kesehatan fisik dan mental yang baik, yang memungkinkan kita untuk menjalani hidup dengan baik,

(3) Kebahagiaan: Kebahagiaan dan kepuasan yang diperoleh dari hubungan dengan orang lain, kegiatan yang disukai, dan pencapaian tujuan, serta (4) Kesempatan: Kesempatan untuk belajar, bekerja, dan mengembangkan diri, yang dapat membantu kita mencapai tujuan hidup.

Baca Juga: 39 siswa dan orang tuanya hadir di acara Gebyar Muharram Berbagi 2025, Psikolog Klinis asal Godean sebagai pemateri parenting

Dalam Islam, rezeki dianggap sebagai karunia Allah SWT yang harus disyukuri dan digunakan dengan bijak. Rezeki bukan hanya tentang harta, tetapi juga tentang segala sesuatu yang
baik dan bermanfaat dalam hidup.

Terdapat beberapa amalan sederhana yang sering terabaikan, padahal ketika amalan itu dikerjakan dengan penuh keikhlas dan konsistensi, dapat menjadi sebab datangnya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka dari-Nya; yakni:

Pertama, bersyukur walau dapat karunia yang sedikit. Rasa syukur atas nikmat yang diberikan oloeh-Nya sekecil apapun membuka pintu rezeki yang lebih besar bagi orang-orang yang
beriman.

Firman Allah SWT: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS. Ibrahim; 14:7).

Baca Juga: Khamim Zarkasih isi Pengajian Rutin Ahad Pagi di Masjid Husnul Khotimah Kledungkradenan, Banyuurip, Purworejo, Jawa Tengah

Kedua, memberi nafkah keluarga. Memberikan nafkah kepada keluarga memiliki pahala yang
besar dalam Islam, bahkan lebih besar daripada sedekah sunnah kepada orang lain. Mencari nafkah untuk keluarga adalah bentuk ibadah dan jihad, serta dapat menjadi benteng dari api neraka.

Sabda Rasulullah Mu8hammad SAW: “Dinar yang engkau nafkahkan di jalan Allah yang paling besar pahalanya adalah yang engkau nafkahkan kepada keluargamu.” (HR. Muslim).

Ketiga, rajin beristighfar. Istighfar adalah memohon ampunan kepada Allah SWT atas dosa
dan kesalahan yang telah diperbuat.   Memohon ampunan kepada Allah secara rutin membuka pintu keberkahan.

Firman Allah SWT: “Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, memperbanyak harta dan anak-anakmu, serta mengadakan kebun-kebun dan sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh; 71:10-12).

Baca Juga: Diresmikan Bupati Bantul, Pondok Harmoni di Watugedug Siap Tampung Lansia dan Pecandu Napza

Keempat, membahagiakan kedua orang tua. Sabda Rasulullah Muhammad SAW: “Ridha
Allah tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (HR.
Tirmidzi).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X