Keenam, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama lebih berhak engkau
melaksanakan salat di dalamnya. Firman Allah SWT: “(Di antara orang-orang munafik itu) ada yang mendirikan masjid untuk menimbulkan bencana (pada orang-orang yang beriman), (menyebabkan) kekufuran, memecah belah di antara orang-orang mukmin, dan menunggu kedatangan orang-orang yang sebelumnya telah memerangi Allah dan Rasul-Nya. Mereka dengan pasti bersumpah, “Kami hanya menghendaki kebaikan.” Allah bersaksi bahwa sesungguhnya mereka itu benar-benar pendusta (dalam sumpahnya). Janganlah engkau melaksanakan salat di dalamnya (masjid itu) selama-lamanya. Sungguh, masjid yang didirikan atas dasar takwa sejak hari pertama lebih berhak engkau melaksanakan salat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang gemar membersihkan diri. Allah menyukai orang-orang yang membersihkan diri.” (QS. At-Taubah; 9:107-108).
Ketujuh, di antara orang-orang yang akan diberi Allah pancaran Nur Ilahi itu ialah orang-
orang yang selalu menyebut nama Allah di masjid-masjid pada pagi dan petang hari serta bertasbih menyucikan-Nya.
Firman Allah SWT: “(Cahaya itu ada) di rumah-rumah yang telah Allah perintahkan untuk dimuliakan dan disebut di dalamnya nama-Nya. Di dalamnya senantiasa bertasbih
kepada-Nya pada waktu pagi dan petang. orang-orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat).” (QS. An-Nur; 24:36-37).
Kedelapan, masjid-masjid itu adalah milik Allah SWT. Oleh sebab itu, seyogyanya tidak ada
penyembahan di dalamnya selain kepada-Nya dan tidak pula mempersekutukan-Nya. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya masjid-masjid itu milik Allah. Maka, janganlah menyembah apa pun
bersamaan dengan (menyembah) Allah.” (QS. Al-Jinn; 72:18).*
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta,
Dewan Penasihat Komnas Pendidikan DIY