Di Akhirat, Allah menyiksa orang yang berpenyakit, ini alasannya

photo author
- Rabu, 14 Mei 2025 | 12:00 WIB
 Umat Muslim beribadah di masjid (foto : pexels/Hakam Magdea)
Umat Muslim beribadah di masjid (foto : pexels/Hakam Magdea)



HARIAN MERAPI - Tuhan Allah SWT akan menyiksa orang yang punya penyakit. Namun tidak semua penyakit yang bakal dapat siksa. Hanya penyakit tertentu saja.


Penyakit itu adalah penyakit hati, berupa penyakit syahwat dan syubhat.


Maka itu, manusia harus menata hati, membersihkan hati dari penyakit yang dapat mendatangkan siksa pada hari kiamat.

Baca Juga: Ini temuan yang menggemparkan dunia, protein klotho bisa perpanjang usia manusia hingga 16 tahun, ini penjelasannya


Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri mengatakan hati selamat akan selamat dari siksa Allah pada hari Kiamat adalah hati yang selamat dari penyakit syahwat dan syubhat, yaitu hati yang berserah diri kepada Tuhannya dan perintah­Nya.


Di dalamnya tidak ada sedikitpun penentangan terhadap perintah Allah dan peno­lakan terhadap pemberitaan­Nya.


Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri menuliskannya di buku Ensiklopedi Manajemen Hati.


Dikatakan hati yang selamat itu yakni yang tidak menginginkan sesuatu apa pun selain Allah dan perintah­Nya. Hati itu tidak menginginkan kecuali Allah. "Hati itu tidak mengerjakan kecuali apa yang telah Allah Ta’ala perintahkan,"kata dia.


Dia menerangkan hanya Allah semata tujuannya. Perintah dan syariat Allah adalah perantaranya. Tidak ada syubhat yang menghalangi antara pembenaran pemberitaan Allah. Tidak ada syahwat yang menghalangi antara dia dengan menuruti keridhaan­Nya.

Baca Juga: Peruntungan Shio Anjing besok Kamis 15 Mei 2025, Anda akan menanamkan taruhan yang kuat di jalan menuju kesuksesan


"Kapan saja hati seorang hamba seperti demikian, maka dia akan selamat dari kesyirikan, bid’ah­bid’ah, kemaksiatan­-kemaksiatan, kese­satan, dan kebatilan,"kata dia.
Ditegaskan hati selamat adalah hati yang berserah diri untuk beribadah hanya kepada Allah karena rasa cinta dan rasa takut, juga karena rasa harap.


Pemilik hati itu berserah diri kepada perintah­Nya dan Rasul­Nya karena pembenaran dan ketaatan. Pemilik hati itu menerima keputusan Allah dan takdir­Nya tanpa menuduh dan menentang­Nya, juga tidak murka terhadap takdir takdirNya. Pemilik hati itu benar­benar pasrah terhadap Tuhannya karena kepatuhan, ketundukan, kehinaan, dan penghambaan.


Dia menerangkan seluruh keadaannya, perkataannya, dan amal perbuatannya baik yang nampak maupun yang tidak nampak, menerima segala yang datang dari Rasulullah SAW. Hamba yang memiliki hati seperti itu mencintai para wali Allah dan golongan­Nya yang beruntung, yang membela agama­Nya dan sunnah nabi­Nya SAW, yang melaksanakannya, serta mendakwahkannya.

Baca Juga: AS-Arab Saudi ukir sejarah, teken penjualan senjata senilai Rp 2 kuadriliun, terbesar sepanjang sejarah


Hamba itu, disampaikan me­musuhi musuh-­musuh Allah yang menyelisihi kitab­Nya dan sunnah Nabi­Nya, yang keluar dari ketaatannya serta mengajak untuk menyelisihinya.
Orang mukmin adalah orang yang hidup, sedangkan orang kafir ada­lah orang yang mati.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: Ensiklopedi Manajemen Hati

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Refleksi NgaSSo: dari Anak Sapi Emas ke Dewa Uang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:52 WIB

Adam Turun ke Bumi, Hukuman atau Rahmat?

Sabtu, 27 September 2025 | 19:35 WIB

Kenapa Sulit Khusyuk dalam Shalat?

Sabtu, 13 September 2025 | 19:05 WIB

Bulan Muharam bulan istimewa bagi umat islam

Rabu, 25 Juni 2025 | 06:56 WIB
X