Orang mati tidak dapat diperintahkan untuk melaksanakan shalat dan puasa sampai ditiupkan ruh keimanan di dalam hatinya, walaupun dia akan diperhitungkan pada hari Kiamat karena meninggalkan keimanan dan amal perbuatan.
"Apabila hatinya dihidupkan kembali dengan keimanan, maka dia akan siap menerima perintahperintah Allah dan larangan-laranganNya," kata dia.
Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri menerangkan orang mukmin adalah orang yang hidup, baik dia itu sehat atau sakit. Orang yang memiliki hati yang selamat adalah orang yang sehat. Sedangkan orang yang memiliki hati yang sakit adalah orang yang berpenyakit. *