Ternyata, amalan manusia harus didasarkan pada amalan yang satu ini agar diterima Allah

photo author
- Rabu, 7 Mei 2025 | 10:30 WIB
 Seorang pria menyapu taman (foto : pexels / amol nakve)
Seorang pria menyapu taman (foto : pexels / amol nakve)

 



HARIAN MERAPI - Hidup harus beramal perbuatan. Amalan ini telah harus sesuai dengan yang diperintah, ditetapkan oleh Allah SWT.


Bagi yang amal perbuatan sesuai dengan perintah amal maka akan mendapatkan ke bahagiaan di dunia dan akhirat. Namun, apabila amal perbuatan itu menyelisihi perintah­perintah Tuhannya, maka tersebut akan sengsara di dunia dan akhirat.


Pada kitab Fiqih Qulub, Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri menyampaikan ada dua macam amal perbuatan yang berasal dari seorang hamba yakni, Pertama, amalan hati dan Kedua, amalan anggota tubuh.

Baca Juga: Berprestasi di bidang pelayanan publik, Kota Magelang raih penghargaan dari KemenPANRB


Dalam kitab tersebut disampaikan Contohnya amalan yang harus ada pada seorang hamba adalah beriman, bertauhid, cinta kepada Allah dan Ra­sul-­Nya, tawakal kepada Allah, mengikhlaskan agama hanya untuk­-Nya, yakin akan Dzat Allah, Nama, dan Sifat­-sifat­Nya.


Begitu juga sikap takut kepada Allah, mengharap dari-­Nya, segan terhadap­-Nya, khusyuk dalam beribadah kepada­-Nya, merasa hina dan rendah diri di hadapan­Nya, bersabar terhadap hukum­-Nya, memohon pertolongan kepada­-Nya, dan lain sebagainya.


Seluruh amalan tersebut wajib diamalkan oleh seluruh makhluk.
Dia menjelaskan amalan hati dan amal perbuatan anggota tubuh kedua-­duanya ada­lah wajib.

Baca Juga: Wali Kota Magelang beri bantuan dan dukungan moral kepada para korban kebakaran di Kampung Karang Lor


Namun amalan hati merupakan dasar untuk amal perbua­tan anggota tubuh. Sedangkan amal perbuatan anggota tubuh merupakan penampak dan tanda bagi amalan hati. Amalan perbuatan tidak akan diterima tanpa adanya amalan hati.


Allah mengkhususkan amalan­-amalan hati untuk ditampakkan, bu­kan amal perbuatan anggota tubuh, karena amal perbuatan anggota tu­buh merupakan pengikut bagi amalan-­amalan hati.


Jika saja tidak ada keinginan dari hati, maka amal perbuatan anggota tubuh tidak akan per­nah terjadi.


Dalam masalah amalan hati, Syaikh Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah At-Tuwaijiri menyampaikan ada tiga tingkatan manusia menyikapi amalan-­amalan hati. Yakni orang yang menganiaya dirinya sendiri, orang yang pertengahan, dan orang yang bersegera dalam berbuat kebaikan.

Baca Juga: Ramalan zodiak Gemini besok Kamis 8 Mei 2025 soal cinta dan karir, membagi masalah yang dihadapi dengan pasangan bisa sangat membantu


Pertama, adalah orang yang menganiaya dirinya sendiri adalah orang yang melakukan maksiat dengan meninggalkan perkara yang diperintahkan atau mengerjakan perkara yang dilarang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Refleksi NgaSSo: dari Anak Sapi Emas ke Dewa Uang

Minggu, 19 Oktober 2025 | 06:52 WIB

Adam Turun ke Bumi, Hukuman atau Rahmat?

Sabtu, 27 September 2025 | 19:35 WIB

Kenapa Sulit Khusyuk dalam Shalat?

Sabtu, 13 September 2025 | 19:05 WIB

Bulan Muharam bulan istimewa bagi umat islam

Rabu, 25 Juni 2025 | 06:56 WIB
X