HARIAN MERAPI - Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perundungan berasal kata rundung atau merundung yang berarti menganggu; mengusik terus-menerus; menyusahkan.
Lalu, diartikan juga dengan menyakiti orang lain–baik secara fisik maupun psikis, dalam bentuk kekerasan verbal, sosial, atau fisik berulang kali dan dari waktu ke waktu. Perundungan dapat terjadi di berbagai lingkungan, termasuk sekolah, tempat kerja, dan bahkan di dunia maya.
Bullying adalah salah satu saja dari berbagai perilaku agresif yang dilakukan anak-anak dan
remaja di sekolah. Shchiffman dan Kamuk membagi dalam lima bentuk pola perilaku agresif anak-anak dan remaja di sekolah; yaitu:
Baca Juga: Membangun Etos Kerja Islami
Pertama, perundungan (bullying) adalah perilaku agresif atau manipulasi yang dapat berupa
kekerasan fisik, verbal, atau psikologis; dengan sengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang merasa kuat/berkuasa dengan tujuan menyakiti atau merugikan seseorang atau sekelompok orang yang merasa tidak berdaya.
Elemen-elemen utama yang menjadi ciri bullying adalah ketidakseimbangan power, di mana pelaku merasa memersepsikan dirinya memiliki power lebih dibandingkan korbannya, yang memersepsikan dirinya tidak berdaya untuk melawan. Bullying biasanya terencana, tetapi terselubung dan dipersepsikan korban akan berulang.
Kedua, genk. Genk adalah kelompok yang memiliki ciri-ciri seperti memiliki anggota,
struktur organisasi, pemimpin, wilayah kekuasan, tujuan khusus, dan identik dengan perilaku negatif atau illegal.
Istilah “genk” berasal dari vocabulary Inggris “gang”, yang berarti kelompok atau gerombolan. Kependekan dari gangster yang terjemahannya adalah bandit atau penjahat.
Baca Juga: Ketika Menko Ekonomi RI Beber Alasan Nego Dagang ke AS, Soal Tekan Tarif Resiprokal Donald Trump
Mengenai genk remaja ini, kebanyakan remaja ingin masuk ke dalam genk atau kelompok yang populer, di mana antara remaja putra dan remaja putri memiliki sudut kepopuleran yang berbeda.
Bagi remaja laki-laki, tubuh kekar, olahragawan, dan humoris merupakan ciri anak populer. Bagi para gadis, yang diperhatikan adalah penampilan, gaya, keramahan, dan rasa percaya diri.
Ketiga, gerombolan (mob). Perkembangan intensitas emosi pada sebuah kelompok dapat berubah menjadi gerombolan.
Gerombolan adalah tindakan yang dilakukan secara bersama-sama oleh orang banyak di bawah pengaruh emosi yang kuat dan dengan mudah dapat berubah menjadi tindakan kekerasan dan ilegal.
Biasanya dari gerombolan inilah kemudian muncul tokoh sebagai penjamin institusi, yaitu jagoan.