HARIAN MERAPI - Menurut Alwisol, karakter merupakan penggambaran tingkah laku yang dilaksanakan dengan menonjolkan nilai (benar-salah, baik-buruk) secara implisit.
Karakter berbeda dengan kepribadian yang sama sekali tidak menyangkut nilai-nilai. Sedangkan pendidikan karakter menurut Thomas Lickona adalah suatu usaha yang sengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami,
memperhatikan, dan melanjukan nilai-nilai etika yang inti, berupa moral behavior.
Moral behavior sendiri merupakan kesadaran yang bertindak dengan nilai-nilai kebaikan yang dianut sebagai ekspresi martabat dan harga diri seseorang.
Menurut Thomas Lickona, ada tujuh nilai esensial yang harus ditanamkan kepada peserta didik/siswa di sekolah; yaitu:
Baca Juga: Pemerintah kucurkan dana Rp4,7 triliun untuk pemeriksaan kesehatan gratis bagi 60 juta orang
Pertama, kejujuran (honesty). Kejujuran adalah sikap yang lurus hati, menyatakan yang sebenar-benarnya, tidak berbohong, atau mengatakan hal-hal yang menyalahi apa yang terjadi/fakta.
Contoh perilaku jujur di sekolah adalah berjanji untuk tidak berbohong kepada guru dan teman sekolah, tidak mencuri barang dari teman sekelas atau orang lain di sekolah, jujur saat memberi uang sesuai dengan harga makanan di kantin sekolah (kantin kejujuran), jangan menyontek saat ujian.
Menanamkan pentingnya berbicara jujur dan berperilaku adil merupakan tugas utama seorang pendidik.
Kedua, belas kasih (compassion): Mengembangkan rasa empati terhadap orang lain. Empati adalah kemampuan untuk memahami apa yang dirasakan orang lain, melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, dan juga membayangkan diri sendiri berada di posisi orang lain tersebut.
Baca Juga: Kedai ini punya masakan andalan nasi bakmoy, bagi yang berpuasa sunnah disediakan gratis satu porsi
Empati memainkan peran penting dalam membangun dan menjaga hubungan antara sesama manusia. Welas asih (yang berarti “ikut menderita”) membantu kita untuk tidak hanya mengetahui tanggung jawab kita, tetapi juga merasakannya.
Ketiga, keberanian (courage). Mendorong siswa untuk berani mengambil tindakan yang sesuai dengan prinsip moral. Keberanian membantu siswa menghormati hak-hak orang lain sewaktu dirinya menghadapi tekanan untuk bergabung dengan kerumunan dalam melakukan ketidakadilan.
Keberanian juga memungkinkan untuk mengambil tindakan yang berani dan positif atas nama orang lain.
Keempat, kasih sayang (kindness): Memupuk sikap peduli terhadap sesama. Kasih sayang adalah sikap saling mengasihi dan menghormati semua ciptaan Allah. Kasih sayang merupakan sesuatu yang mengalir di antara manusia, diterima, dan diberikan. Untuk memberikan maupun merasakan kasih sayang, seseorang membutuhkan suatu bentuk usaha.
Baca Juga: Tahun ini tak ada tunjangan dosen, Plt. Sekjen Kemdiktisaintek: Tidak ada anggarannya
Kelima, kontrol diri (self-control). Mengajarkan pentingnya pengendalian emosi dan impuls. Pengendalian diri adalah kemampuan untuk menahan dorongan atau keinginan pribadi demi melakukan tindakan yang lebih etis atau bermanfaat, meskipun ada keinginan untuk melakukannya.