HARIAN MERAPI - Tahun Baru seringkali dijadikan sebagai momentum untuk introspeksi diri. Setidaknya ada dua alasan; pertama: mengakhiri tahun lama dan memulai tahun baru memicu refleksi atas pencapaian dan kegagalan yang telah dialaminya, dan kedua: untuk menentukan tujuan dan rencana untuk tahun
yang akan datang.
Firman Allah SWT: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat). Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr; 59:18).
Hidup bahagia dan seimbang adalah kondisi di mana individu merasakan kepuasan,
kedamaian dan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupannya.
Baca Juga: Kuota haji Indonesia 2025 sebanyak 221 ribu orang, didampingi 2.210 petugas
Dalam aspek spiritual misalnya, ada peningkatan kesadaran spiritual, pengembangan nilai-nilai moral dan keagamaan, meningkatnya kebajikan (wisdom), bertambah kesyukuran serta koneksi dengan Tuhan Sang Maha Pencipta dan semakin ramah dengan alam semesta (lingkungan).
Berikut ini beberapa ayat Al-Quran dan Hadits Nabi Muhammad SAW berkaitan dengan pentingnya seseorang untuk senantiasa introspeksi; yakni:
Pertama, Firman Allah SWT: “dan demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya, lalu Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya, sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu). dan sungguh rugi orang yang mengotorinya.” (QS. Asy-Syams; 40:7-10).
Kedua, Memelihara jiwa yang sehat dari godaan setan sama halnya dengan memelihara badan yang sehat, yakni memerlukan perawatan yang terus menerus agar tetap bersih dan sehat.
Firman Allah SWT: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, jika mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat (kepada Allah). Maka, seketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).” (QS. Al-A’raf; 7:201).
Ketiga, sebagai umat pertetangan senantiasa melakukan introspeksi diri. Firman Allah SWT: “Demikian pula Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) umat pertengahan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Kami tidak menetapkan kiblat (Baitulmaqdis) yang (dahulu) kamu berkiblat kepadanya, kecuali agar Kami mengetahui (dalam kenyataan) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang berbalik
ke belakang..” (QS. Al-Baqarah; 2:143).
Keempat, introspeksi diri merupakan ukuran kadar keimanan seseorang. Sebagaimana difahami bahwa kadar keimanan dapat naik dan turun. Introspeksi diri menjadikan kadar keimanan stabil senantiasa di atas (kadar keimanan yang tinggi). Sabda Nabi Muhammad SAW: ''Mengintrospeksi diri adalah bagian dari iman.'' (HR. Al-Baihaqi).
Kelima, orang bijak adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengerti dan
mengelola emosi diri dan orang lain serta dapat mengenali kekuatan, kelemahan, dan tujuan hidup yang ingin diraihnya.
Baca Juga: Disinggung pernah minta perpanjangan jabatan presiden, begini jawaban Jokowi....
Sabda Nabi Muhammad SAW: ''Orang yang bijak adalah orang yang
mengintrospeksi dirinya.'' (HR. Ibnu Majah).