Arti penting persaksian Ke-Esaan-Nya bagi seorang muslim

photo author
- Jumat, 27 Desember 2024 | 17:00 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY (Foto: Dokumen Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si., Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Dewan Pendidikan Kota Yogyakarta, Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY (Foto: Dokumen Pribadi)

HARIAN MERAPI - Pernyataan keimanan atau persaksian seorang muslim, secara formal diformulasikan dengan pengucapan lafadz “laa ilaha illallah” (tidak ada Tuhan selain Allah), yang merupakan bagian pertama dan utama dari kalimah syahadat.

Lafadz ini, merupakan salah satu dari kalimat yang mengandung makna kebaikan. Karena itu, kalimat itu sering juga disebut dengan kalimah thayyibah (kata-kata yang indah dan menyelamatkan).

Terdapat beberapa pengertian yang dapat diambil dari kalimat “laa ilaaha illallah”, yang diucapkan oleh seorang muslim; yaitu:

Baca Juga: UMK Karanganyar Tertinggi di Soloraya, Pj Bupati: UKM Berhasil Tekan Gejolak

Pertama, mempersaksikan bahwa hanya Allah SWT, Tuhan yang wajib dicintai, disembah, diutamakan dan sebagainya. Dengan mengucapkan kalimat syahadat tersebut, berarti kita memperbaharui persaksian yang telah kita ikrarkan sewaktu masih ada di dalam rahim ibu kita.

Allah SWT menegaskan dalam Al-Quran : "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (QS. Al-A'raf, 7:172).

Kedua, membebaskan manusia dari segala keterikatan dengan selain Allah SWT. Dengan mengucapkan kalimat thayyibah, berarti kita membebaskan diri dari keterikatan dalam bentuk apapun dengan selain Allah SWT.

Wujud keterikatan itu adalah kita tidak pernah merasa takut atau tunduk kepada selain Allah; apakah terhadap jin, syetan, raja, penguasa, batu, kayu, matahari, bulan, bintang, dan benda-benda lain yang dianggap ampuh (memiliki kekuatan). Sebab, semua makhluk atau benda-benda itu ciptaan Allah, jadi statusnya sebenarnya sama dengan kita, yaitu sama-sama makhluk Allah.

Baca Juga: Perayaan Tahun Baru 2025 di Semarang dipusatkan di Pearl of Java (PoJ) City, kawasan Marina

Ketiga, mempersamakan diri di tengah makhluk seisi alam. Semua manusia adalah sama. Manusia dan benda-benda alam, seperti; tumbuh-tumbuhan, binatang, ikan, air, batu, dan sebagainya adalah sama.

Karena itu, dengan sesama makhluk tidak dibenarkan atau tidak etis saling menyakiti, bertindak sewenang-wenang, saling mencelakakan, saling memperlakukan tidak adil dan tindakan-tindakan lain yang merugikan sesamanya.

Keempat, mendidik manusia agar selalu kreatif, apresiatif dan inovatif dalam menyikapi berbagai tantangan hidup. Kesadaran semacam ini penting, karena setelah Allah menciptakan alam semesta dan semua isi yang ada di dalamnya, kemudian Allah tetap menjaga dan memeliharanya. Hal ini penting sebagai pelajaran yang sangat berharga bagi kehidupan kita sehari-hari.

Wajah permukaan bumi sangat kaya dan luar biasa menakjubkan ini, seperti; gunung-gunung yang berdiri tegar menjulang ke langit, hutan yang luas menghijau, sungai-sungai, sawah, ladang, dan sebagainya, merupakan khazanah pengetahuan yang menyimpan hikmah pengetahuan dan pelajaran yang sangat tinggi. Sebab, dari alam itulah tersimpan kekayaan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.

Baca Juga: Ini yang dilakukan lansia gatelan, berakhir di penjara

Dengan demikian, kalimat thayyibah ini secara implisit memilki empat konsep ideal bagi kehidupan manusia dan alam sekitarnya, yaitu konsep persaksian (ketegasan pemihakan terhadap kebenaran dan keadilan) konsep pembebasan, konsep persamaan dan konsep pendidikan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB
X