HARIAN MERAPI - Pernyataan keimanan atau persaksian seorang muslim, secara formal diformulasikan dengan pengucapan lafadz “laa ilaha illallah” (tidak ada Tuhan selain Allah), yang merupakan bagian pertama dan utama dari kalimah syahadat.
Lafadz ini, merupakan salah satu dari kalimat yang mengandung makna kebaikan. Karena itu, kalimat itu sering juga disebut dengan kalimah thayyibah (kata-kata yang indah dan menyelamatkan).
Terdapat beberapa pengertian yang dapat diambil dari kalimat “laa ilaaha illallah”, yang diucapkan oleh seorang muslim; yaitu:
Baca Juga: UMK Karanganyar Tertinggi di Soloraya, Pj Bupati: UKM Berhasil Tekan Gejolak
Pertama, mempersaksikan bahwa hanya Allah SWT, Tuhan yang wajib dicintai, disembah, diutamakan dan sebagainya. Dengan mengucapkan kalimat syahadat tersebut, berarti kita memperbaharui persaksian yang telah kita ikrarkan sewaktu masih ada di dalam rahim ibu kita.
Allah SWT menegaskan dalam Al-Quran : "Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (QS. Al-A'raf, 7:172).
Kedua, membebaskan manusia dari segala keterikatan dengan selain Allah SWT. Dengan mengucapkan kalimat thayyibah, berarti kita membebaskan diri dari keterikatan dalam bentuk apapun dengan selain Allah SWT.
Wujud keterikatan itu adalah kita tidak pernah merasa takut atau tunduk kepada selain Allah; apakah terhadap jin, syetan, raja, penguasa, batu, kayu, matahari, bulan, bintang, dan benda-benda lain yang dianggap ampuh (memiliki kekuatan). Sebab, semua makhluk atau benda-benda itu ciptaan Allah, jadi statusnya sebenarnya sama dengan kita, yaitu sama-sama makhluk Allah.
Baca Juga: Perayaan Tahun Baru 2025 di Semarang dipusatkan di Pearl of Java (PoJ) City, kawasan Marina
Ketiga, mempersamakan diri di tengah makhluk seisi alam. Semua manusia adalah sama. Manusia dan benda-benda alam, seperti; tumbuh-tumbuhan, binatang, ikan, air, batu, dan sebagainya adalah sama.
Karena itu, dengan sesama makhluk tidak dibenarkan atau tidak etis saling menyakiti, bertindak sewenang-wenang, saling mencelakakan, saling memperlakukan tidak adil dan tindakan-tindakan lain yang merugikan sesamanya.
Keempat, mendidik manusia agar selalu kreatif, apresiatif dan inovatif dalam menyikapi berbagai tantangan hidup. Kesadaran semacam ini penting, karena setelah Allah menciptakan alam semesta dan semua isi yang ada di dalamnya, kemudian Allah tetap menjaga dan memeliharanya. Hal ini penting sebagai pelajaran yang sangat berharga bagi kehidupan kita sehari-hari.
Wajah permukaan bumi sangat kaya dan luar biasa menakjubkan ini, seperti; gunung-gunung yang berdiri tegar menjulang ke langit, hutan yang luas menghijau, sungai-sungai, sawah, ladang, dan sebagainya, merupakan khazanah pengetahuan yang menyimpan hikmah pengetahuan dan pelajaran yang sangat tinggi. Sebab, dari alam itulah tersimpan kekayaan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia.
Baca Juga: Ini yang dilakukan lansia gatelan, berakhir di penjara
Dengan demikian, kalimat thayyibah ini secara implisit memilki empat konsep ideal bagi kehidupan manusia dan alam sekitarnya, yaitu konsep persaksian (ketegasan pemihakan terhadap kebenaran dan keadilan) konsep pembebasan, konsep persamaan dan konsep pendidikan.