Intelektualitas Insan Kampus

photo author
- Selasa, 27 Agustus 2024 | 09:30 WIB
Sudjito Atmoredjo (Dok.Merapi)
Sudjito Atmoredjo (Dok.Merapi)

Saya khawatir, jangan-jangan di negeri ini, sedang terjadi proses penghancuran jati-diri kampus sebagai institusi intelektual dan sebagai sumber ilmu pengetahuan. Kampus diubah menjadi institusi bisnis dan institusi politik. Insan kampus dikendalikan melalui berbagai kebijakan administratif, dan pembatasan pendanaan.

Bila kita konsisten dengan amanah konstitusi, mestinya Pemerintah menghidup-hidupkan kampus, agar berkembang menjadi pusat kebudayaan, pusat peradaban, motivator kemajuan, sebagaimana perpustakaan Baghdad di masa jayanya. Dari kampus dibangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang cerdas dan bermartabat, kontributif terhadap perkembangan pemikiran ilmuwan berskala global.

Keterlanjuran arah dan pola pendidikan tinggi serba materialistik, kiranya perlu dibenahi. Pantangkan, kebijakan demi akreditasi institusi, dosen diminta obral nilai. Mahasiswa wajib lulus tepat waktu. Sungguh kasihan, banyak sarjana, lulus berpredikat cumlaude, IPK sempurna, double gelar pun disandangnya, tetapi bingung pasca gemerlapnya wisuda. Mau ke mana melangkah?. Buka lapangan kerja sendiri? Ataukah bekerja pada institusi tertentu? Pilihan mesti sesuai cita-cita, ataukah pragmatis saja? Sungguh tak mudah menentukannya. Alih-alih menjadi ulul-ilmi, ulul-albab, justru menambah sarjana pengangguran.

Hemat saya, mereka itu korban-korban sistem pendidikan kapitalistik. Sistem pendidikan yang berfokus pada keuntungan finansial. Itulah bisnis pendidikan. Indikasinya: mahasiswa dijadikan sumber pendanaan utama. Calon cerdas, bisa diterima melalui tes. Anak orang kaya bisa diterima melalui tawar-menawar besarnya sumbangan. Uang kuliah tunggal (UKT) tinggi.

Baca Juga: MilkLife Archery Challenge Dorong Jateng Menjadi Tuan Rumah Kejurnas Panahan Junior 2025

Untuk keluar dari wilayah kedangkalan ilmu dan kegelapan wawasan masa depan, kiranya perlu pembenahan serius pada sistem pendidikan maupun kualitas sumber daya, keseluruhan. Seluruh insan, pada jenjang pengelola (dari Kementerian hingga kampus-kampus) maupun penyelenggara pendidikan (pengurus dan dosen-dosen), mestinya diisi ilmuwan-ilmuwan berintelektualitas dan berintegritas tinggi.

Catatan penting. Bila pebisnis dan politisi ingin hadir di kampus, silahkan, sekadar untuk memberi support. Bukan intervensi. Cari gelar kehormatan. Apalagi mendominasi. Wallahu’alam.

 

* Guru Besar pada Sekolah Pascasarjana UGM

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

FWK Membisikkan Kebangsaan dari Diskusi-diskusi Kecil

Jumat, 31 Oktober 2025 | 10:30 WIB

Budaya Hukum Persahabatan

Rabu, 24 September 2025 | 11:00 WIB

Generasi PhyGital: Tantangan Mendidik Generasi Dua Dunia

Minggu, 21 September 2025 | 10:13 WIB

Akhmad Munir dan Harapan Baru di Rumah Besar Wartawan

Selasa, 2 September 2025 | 09:52 WIB

Kemerdekaan Lingkungan, Keselamatan Rakyat

Rabu, 13 Agustus 2025 | 10:15 WIB

Mikroplastik: Ancaman Baru terhadap Kesehatan

Kamis, 7 Agustus 2025 | 09:00 WIB

Pro dan Kontra Identik Perpecahan?

Rabu, 6 Agustus 2025 | 12:05 WIB

Mentalitas Kemerdekaan

Jumat, 18 Juli 2025 | 16:50 WIB

Jabatan sebagai Amanah

Kamis, 19 Juni 2025 | 11:15 WIB
X