Suatu hal menggembirakan, sebutnya, para peserta workshop penulisan cerpen mampu membuat cerpen dengan baik, misalnya bertema individu, keluarga dan sosial. Tak kalah penting, sebagian besar sudah lihai mengasah kepekaan sosial di masyarakat.
Baca Juga: Jadi Dalang Kondang Setelah Menerima Warisan Wayang Kulit dari Kakek yang Seolaah Bisa Hidup
Artinya pula pesan-pesan yang disampaikan dalam cerpen bisa sampai ke pembaca ataupun sampai ke penonton ketika dipentaskan. Sebagai contoh ada yang bertema nasib kusir andong saat ada pandemi Covid-19, antara lain merasa kesulitan mencari biaya pembelian pakan untuk kuda yang dimiliki maupun biaya hidup sehari-hari untuk keluarganya.
“Ada lagi yang bertema pedagang angkringan yang berusaha tetap bisa semangat dalam mencari nafkah secara halal. Tema-tema seperti ini menarik pula ketika bisa dipentaskan dengan baik,” tandas Eko.*