harianmerapi.com – Cerita KKN di Desa Penari hampir sampai di ujung.
KKN di Desa Penari berkisah tentang pengalaman mistis 6 mahasiswa yang melaksanakan program KKN di desa ujung timur Pulau Jawa.
Dan ujung KKN di Desa Penari, adalah bagian paling pahit dari kisah itu, getir, juga memilukan.
Baca Juga: KKN di Desa Penari (Versi Widya) Bagian 19: Tempat Terlarang Itu Bernama Tapak Tilas
Akun Twitter Simple Man @SimpleM81379523, menulisnya dengan lengkap pada tahun 2019 lalu.
Harian Merapi mencoba menulis ulang kisah KKN di Desa Penari (versi Widya) dengan melansir thread akun Twitter Simple Man @SimpleM81379523.
KKN di Desa Penari (Versi Widya) Bagian 19, Bima dan ular!
Langkah kaki Widya menapaki tangga sanggar, diikuti heningnya suasana. Suara gamelan yang sedari ia datang begitu riuh, berhenti, sunyi.
Widya merasa kehadirannya tidak diterima di sanggar itu, tapi ia harus ke Tapak Tilas, dan saat itulah ia mendengar suara seseorang menangis.
Familiar suaranya, begitu Widya dikenal, Ayu.
Widya kembali mengingat sesuatu yang sebenarnya justru paling ganjil selama KKN di desa, yakni Ayu.
Ayu tidak pernah sekalipun cerita apapun yang ganjil tentang desa ini, bahkan ia menentang semua yang tak masuk akal di desa ini.
Baca Juga: Cinta Segitiga di Kulon Progo Berujung Duel Maut, Suami Tewas di Tangan Selingkuhan Istri