Tentunya hal ini membutuhkan ruang bagi mereka menggelar karya serta berekspresi secara wajar.
Adanya Galeri Kopi Macan diharapkan dapat menjembatani hubungan para seniman secara umum kepada masyarakat.
"Saya kira regenerasi dalam berkesenian di kalangan pemula perlu ruang untuk unjuk gigi karya. Karena pengamatan saya banyak seniman muda butuh ruang untuk itu,"
"Namun terkendala biaya sewa yang mungkin dianggap berat dalam masa berproses. Sehingga ruang untuk itu saya coba berikan untuk membantu mereka," tandas Yusman yang menginginkan adanya kebersamaan dan persatuan para seniman dalam mengharumkan nama Yogyakarta.
Terkait dengan nama Galeri Kopi Macan, menurut dia secara kebetulan dahulu di depan bangunan itu ada patung macan yang menjadi penanda sebagai rumah miliknya.
Dia juga berfilosofi bahwa macan adalah hewan pemberani, itulah yang memberinya semangat untuk berani berkorban dan membantu proses regenerasi seniman di Yogyakarta.
"Sayakan ada batas waktunya, nah regenerasi inilah yang menjadi keharusan untuk terus menumbuhkan semangat berkesenian dan berkarya.
Untuk itu saya sudah menyiapkan banyak anak angkat yang bisa kita didik dan kembangkan bakatnya untuk maju dan berkembang melanjutkan harapan yang tua-tua ini," pungkas Yusman. *