HARIAN MERAPI - Minat anak muda untuk bersastra ternyata masih menggembirakan. Di tengah meredupnya sastra media cetak, namun geliat sastra digital dan penerbitan indie sepertinya menjadi keniscayaan untuk ditembus.
Hal ini terlihat dari bejibunnya anak muda tergabung dalam komunitas sastra mengikuti program yang dihelat Dinas Kebudayaan (kundha kabudayan) DIY dengan tajuk Sekolah Sastra Una Uni 2022 di Rumah Budaya Tembi Timbulharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, yang berlangsung selama dua hari Jum't-Sabtu (16-17/12/2022).
Tidak kurang 150 peserta dari berbagai kelompok seperti Komunitas Prasaja (Gunungkidul), Komunitas Rekat (Kulonprogo), Paguyuban Paramarta (Bantul), Komunitas Selasa Sastra (Bantul), Komunitas Sastra Mangir (Bantul) dan Sanggar Sastra Pleret (Bantul).
Baca Juga: Presiden Argentina Alberto Fernandez tidak akan saksikan laga final secara langsung, ini alasannya
Mereka dikelompokkan dalam 3 kelas yaitu Klinik Cipta Puisi 40 peserta dengan Guru kelas Ninik Indrati narasumber Ons Untoro.
Klinik Cipta Cerpen Guru Kelas Y. Adhi Satiyoko narsum Herry Mardianto dengan peserta 70 orang dan Klinik Cipta Naskah Panggung peserta 40 orang dengan Guru Kelas Tedi Kusyairi dengan narasumber Sri Kuncoro.
"Semangat untuk bersastra ternyata masih besar di kalangan anak muda saat ini. Meski ruang ekspresi di media cetak banyak yang rontok, namun sepertinya anak-anak muda memiliki ruang ekspresi tersendiri seperti diberbagai media sosial media dan penerbitan indie," ucap Ons Untoro di sela-sela kegiatan, Sabtu (17/12/2022).
Lebih lanjut menurut Ons, berpuisi itu bukan untuk mencari ketenaran diri sebagai penyair namun sebagai ruang ekspresi berkarya sastra.
Baca Juga: Sandiaga Uno: kepastian wisatawan bisa naik bangunan Candi Borobudur masih terus dikaji
Dengan karya yang memiliki bobot serta kualitas dan produktif ketenaran itu hanya sebagai efek samping.
Menelorkan karya-karya bermutu begitu menurut Ons, pada gilirannya akan membuat seseorang memiliki nama tersendiri dalam jajaran penyair yang diperhitungkan karya-karyanya.
"Saya tekankan untuk berkarya terus dan mengasah kemampuan dengan mencipta puisi seproduktif mungkin, jangan berpikiran untuk menjadi tenar. Karena seorang penyair itu dikenal lewat karya-karyanya," tandas Ons .
Sementara itu Guru Kelas Klinik Cipta Naskah Panggung Tedi Kusyairi mengungkapkan, semangat anak muda saat ini patut diasungi jempol dalam mengapresiasi sastra.
Baca Juga: DIY pastikan jadi tuan rumah ASEAN Tourism Forum 2023, ini keunggulannya