budaya

Satu dalam Cita Persembahkan Pementasan Sudamala: Dari Epilog Calonarang di Pura Mangkunegaran Solo

Kamis, 22 Juni 2023 | 16:20 WIB
KGPAA Mangkoenagoro X, Walikota Surakarta, Sutradara, Produser Sudamala: Dari Epilog Calonarang serta Pembina Sudamala berfoto bersama usai jumpa pers kolaborasi 'Satu dalam Cita' yang didukung BCA di Pura Mangkunegaran, Kamis (22/6/2023). (Istimewa)

HARIAN MERAPI - Setelah sukses digelar di Jakarta tahun 2022, pertunjukan Sudamala kini dilaksanakan di Pura Mangkunegaran Surakarta.

Pertunjukan Sudamala: Dari Epilog Calonarang merupakan kolaborasi 'Satu dalam Cita' yang dipersembahkan Titimangsa, Katadata dan Pura Mangkunegaran Solo bersama Bank Central Asia (BCA).

Kolaborasi Satu dalam Cita ini selain mengusung pertunjukan Sudalama: Dari Epilog Calonarang pada 24 dan 25 Juni 2023, masyarakat juga dapat mengunjungi Pasar Kangen 23-25 Juni 2023, Sudamala Tour 23-25 Juni 2023, Royal Heritage Dinner 23-25 Juni 2023, Ruwat Bumi Pura Mangkunegaran 24 Juni 2023, dan Lokakarya Kesenian 23-25 Juni 2023 seluruhnya berlangsung di Pura Mangkunegaran Solo.

Baca Juga: Ikuti Jejak Sang Ayah 32 Tahun Silam, Kaisar Jepang Naruhito Berkunjung ke Kraton Yogyakarta

Nicholas Saputra dan Happy Salma, Produser Sudamala: Dari Epilog Calonarang mengutarakan, pementasan Sudamala ini secara keseluruhan melibatkan 402 orang.

Selain seniman dan maestro juga pekerja seni dan tenaga profesional, di antaranya 102 orang didatangkan dari Bali, 44 orang berasal dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan sekitarnya, serta 256 tim kerja, penari, dan pegiat seni dari Solo.

Sudamala yang digelar Pura Mangkunegaran Surakarta tahun 2023, menurut Nicholas Saputra, mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Pembeli tiket tidak hanya datang dari kota besar di Indonesia, namun juga ngera tetangga seperti Singapura dan Malaysia.

Baca Juga: Sejarah Tari Gambyong, pertunjukan untuk menyambut para tamu Istana Mangkunegaran Surakarta

"Dua jam dibuka, 1.200 tiket telah terjual," imbuh Happy Salma dalam jumpa pers di Pura Mangkunegaran, Kamis (22/6/2023).

Sutradara Jro Mangku Serongga mengutarakan, Sudamala berasal dari kata Suda yang berarti bersih dan Mala berarti kotor. Sudamala merupakan perjalanan untuk mencari pembersihan diri dan jiwa.

Pementasan Sudamala mengusung pondasi dasar yang harus dimiliki para penokohannya. Seniman penampil perlu menghayati rupa, raga, irama serta rasa agar setiap penokohan memiliki karakter serta penjiwaan dengan harapan penonton dapat mengambil pesan ada dualisme dalam kehidupan, yakni baik dan buruk.

Menurutnya, pementasan Sudamala: Dari Epilog Calonarang ini menampilkan dua tokoh sentral yaitu Walu Nateng Dirah (Calonarang) dan Mpu Bharada.

Baca Juga: Sebagai warisan budaya dunia keris perlu dilestarikan 3, jadi atribut keluarga, kerajaan, kelengkapan busana

Keduanya sebagai simbol dualisme yang esensinya pada pertunjukan ini sebagai upaya penyelarasan atau harmonisasi sehingga akan muncul keharmonisan.

Dalam konteks musikal, iringan karya Sudamala: Dari Epilog Calonarang sengaja digarap baru, tetapi masih memakai elemen-elemen tradisional yang melekat pada iringan Calonarang pada umumnya.

"Konsep musikalnya merujuk kepada konsep musik Neo-Traditional (tradisional baru)—membuat iringan dengan struktur dan pola garap baru, dan secara bersamaan berusaha mempertahankan elemen-elemen dan karakteristik tradisi dari Calonarang itu sendiri,” ujar I Wayan Sudirana, selaku Penata Musik Sudamala: Dari Epilog Calonarang.

Halaman:

Tags

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB