HARIAN MERAPI - Kaisar Jepang Akihito pernah berkunjung ke Kraton Yogyakarta dan ditemui Raja Kraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tahun 1991.
Kini sejarah berulang. Kaisar Hironomiya Naruhito mengikuti jejak sang ayah 32 tahun silam untuk mengunjungi pula Kraton Yogyakarta pada Rabu (21/6/2023).
Kedatangan Kaisar Hironomiya Naruhito ke DIY ini disambut hangat oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas pada jamuan makan malam di Regol Danapratapa, Kompleks Pelataran Srimanganti, Kraton Yogyakarta.
Baca Juga: Tanggapi Bentrok PSHT dan Brajamusti, Sri Sultan Ingatkan Bebrayan Paseduluran
Sebelumnya, Kaisar ke-126 Jepang yang dinobatkan pada tahun 2019 ini terlebih dulu diterima putri sulung Sri Sultan, GKR Mangkubumi di Regol Kamandungan Lor (Keben) pukul 18.00 WIB
Saat ditemui usai acara, GKR Mangkubumi yang merupakan Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Datu Dana Suyasa Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat mengatakan, Kaisar Naruhito disambut dengan Beksan Lawung Ageng.
Kaisar Naruhito juga disuguhi dengan batik, keris, dan wayang kulit koleksi Kraton Yogyakarta.
Baca Juga: Presiden Jokowi ajak perusahaan besar Jepang investasi di IKN, ini syaratnya
“Ya intinya beliau senang sekali karena bisa melanjutkan visit dari orang tuanya dulu sebelumnya,” ujar GKR Mangkubumi dilansir dari laman Pemda DIY.
Tidak hanya itu saja, dalam kesempatan ini, sempat pula dipamerkan Manuskrip bertajuk Serat Baratayuda yang dibuat pada masa Sri Sultan Hamengku Buwana VII-VIII.
Serat ini bercerita tentang perang saudara Pandawa dan Kurawa, karena Kasultanan Yogyakarta bersendikan Islam, maka Pandawa melambangkan prinsip keIslaman (Rukun Islam), Kurawa melambangkan 100 dosa yang harus dilawan manusia.
Kaisar Naruhito sempat pula melihat display pertunjukan wayang kulit persembahan Kawedanan Kridhamardawa di Tratag Bangsal Kencana sisi selatan.
Baca Juga: Kraton Ngayogyakarta laksanakan labuhan, berikut barang-barang milik Sultan yang dilabuh
Ada banyak kesamaan antara Jepang dan DIY. Selain sama-sama memiliki gunung berapi aktif, keduanya diketahui memiliki sistem kerajaan yang masih terjaga hingga kini. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu dari sekian banyak faktor kerjasama antara Jepang dan DIY bisa terjalin hingga puluhan tahun, dan akan terus berlanjut.