HARIAN MERAPI - Komunitas Indonesia Gaya menggelar bincang budaya seputar prajurit Kraton Yogyakarta dan pembuatan wayang kulit di Pendopo Ndalem Yudhanegaran Yogya, Sabtu (4/3/2023).
Bincang budaya tema I, yaitu Prajurit Kraton Yogyakarta, Bagaimana Melanjutkan Pelestarian dan Pengembangannya. Nara sumber yang dihadirkan, Drs GBPH H Yudhaningrat MM, KRT H Jatiningrat SH (budayawan) dan Titi Sutomo (pengrajin topi prajurit).
Sedangkan bincang budaya tema II, yakni Dibalik Pembuatan Wayang Kulit dan Tata Aturannya dengan nara sumber, Drs Subandi Giyanto (seniman). Sebagai moderatornya, Gayatri Wibisono (founder Indonesia Gaya).
Menurut Gusti Yudha, sapaan akrab GBPH H Yudhaningrat, Kraton Yogyakarta mempunyai 10 bregada prajurit, 8 diantaranya di bawah kraton, sedangkan yang 2 mengikuti kebijakan kepatihan dengan tugas khusus.
“Yaitu prajurit, Bugis mengawal pemerintahan di Kepatihan dan Surokarso ditugaskan mengawal Putera Mahkota di Mangkubumen,” jelasnya.
Diharapkan pula oleh Gusti Yudha, keprajuritan Kraton Yogyakarta yang sudah mengakar budaya harus terus dilestarikan ke depan. Selama ini baik abdi dalem maupun bregada keprajuritan memiliki cara unik dalam regenerasinya.
“Banyak regenerasi prajurit dari orangtua pada anak, namun tidak sedikit juga yang muncul dari keinginan pribadi orang per orang,” tandasnya.
Sedangkan KRT H Jatiningrat menjelaskan secara garis besar tentang peran prajurit Kraton Yogyakarta sejak zaman perang kemerdekaan hingga masa kini.
“Setelah zaman kemerdekaan, peran prajurit tetap dibutuhkan, misalnya saat acara keagamaan dan seni budaya di Kraton Yogyakarta,” ungkap KRT Jatiningrat.
Idealnya pula setiap prajurit, bahkan masyarakat di Yogyakarta, lanjutnya, bisa memegang falsafah Jawa: nyawiji (konsentrasi tinggi), greget (semangat), sengguh (percaya diri) dan ora mingkuh (disiplin/tak meninggalkan tanggung jawab).
Sementara itu, Gayatri Wibisono mengungkapkan, bincang budaya tersebut bertujuan untuk menghidupkan kembali budaya yang tidak pernah diperbincangkan oleh masyarakat atau hampir punah.
“Kegiatan di Yogyakarta ini adalah perdana dari project Indonesia Gaya pada 2023. Selanjutnya, ada rencana pula di beberapa daerah lain di Indonesia dengan mengusung tema sesuai budaya yang ada di daerah masing-masing,” ungkap Gayatri.
Tak kalah menarik, rangkaian bincang budaya tersebut dimeriahkan penampilan Renza dan Cindy dari kelompok Gendhis Manis Jogja yang melantunkan lagu berjudul, Indonesia Pusaka.