budaya

Pesan para leluhur dan cikal bakal dusun Trono Desa Krinjing, Dukun, Kabupaten Magelang, untuk generasi penerus agar ‘aja ilang Jawa-ne’

Minggu, 7 September 2025 | 22:00 WIB
Berebut isi (nggrebeg) gunungan Merti Dusun Trono (AMAT SUKANDAR)

HARIAN MERAPI - Dulu ada dusun yang dekat dengan puncak Merapi yaitu dusun Srentep. Pada letusan dahsyat Gunung Merapi tahun 1930, dusun ini hancur diterjang hujan pasir dan hujan abu vulkanik yang tebal.

Tetapi kala itu ada warga yang selamat karena dia sedang bepergian ke luar dusunnya. Warga yang selamat itu kemudian menyingkir ke tempat yang lebih aman di sebelah bawah dusunnya.

Dari tahun ke tahun tempat itu warganya bertambah banyak dan akhirnya menjadi sebuah dusun yaitu dusun Trono di Desa Krinjing, Dukun, Kabupaten Magelang.

 Baca Juga: Saparan Merti Dusun Trono Desa Krinjing, Dukun, Magelang, melestarikan Warisan Budaya dan lingkungan alam Merapi

Sarpan, 60 tahun, sesepuh dusun ini mengatakan, para sesepuh titip pesan kepada generasi penerus agar ‘aja ilang Jawa-ne’ (jangan hilang Jawa-nya).

Artinya, meski kini jaman telah berkembang dan banyak agama yang dianut warga masyarakat, namun jangan meninggalkan Budaya Spritual Jawa seperti kenduri selamatan, tasyakuran dan menghormati pepundhen para leluhur dan cikal bakal dusun.

Laku spiritual masyarakat Jawa seperti Merti Dusun ini untuk menghormati pepundhen (leluhur cikal bakal) yang telah memberi ilmu tentang kehidupan dan warisan budaya spiritual untuk dapat hidup aman dan tenteram.

Dan yang utama laku spiritual ini adalah untuk memohon kepada Allah SWT agar selalu diberi perlindungan dari bencana dan bahaya serta limpahan rejeki.

 Baca Juga: Warga Dusun Trono Desa Krinjing, Dukun, Kabupaten Magelang sudah faham dengan karakteristik vulkanik Gunung Merapi

Pada Saparan Merti Dusun kesenian rakyat yang wajib digelar adalah Tayuban yang didukung seniman seniwati dari daerah Magelang.

Di samping itu juga dipentaskan kesenian ketoprak dengan lakon ‘Kebo Marcuet’. Dan pada tanggal 23 Agustus 2025 diselenggarakan pengajian akbar dan pentas kuda lumping oleh kelompok kesenian ‘Wahyu Turangga Seta’. (Amat Sukandar/Koran Merapi) *

 



Tags

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB