HARIAN MERAPI - Gunungan dalam Budaya Jawa bukan hanya sekadar wujudnya yang seperti gunung, tetapi merupakan simbol kemakmuran yang penuh makna filosofis dan spiritual.
Gunungan juga menggambarkan keseimbangan antara jagad manusia, alam, dan kekuatan supranatural yang lebih tinggi. Sehingga, gunungan sebagai bagian dari berbagai ritual tradisional dan upacara adat.
Gunungan menjadi saksi perjalanan panjang budaya spiritual masyarakat Jawa dan terus hidup sebagai bagian dari identitas budaya yang diwariskan oleh leluhurnya.
Selama ini Gunungan menjadi tradisi yang lekat dengan upacara Grebeg di Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Gunungan menjadi obyek yang ditunggu masyarakat saat menyaksikan upacara tradisional Grebeg.
Gunungan dibentuk dari berbagai hasil bumi dan atau berbagai makanan yang disusun seperti gunung.
Dalam acara Grebeg, Gunungan menjadi simbol kemakmuran Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat yang dibagikan kepada rakyat.
Sebagian masyarakat ada yang percaya, semua bagian pada gunungan membawa berkah bagi kehidupan mereka. Sehingga masyarakat selalu berebut untuk mendapatkan bagian dari gunungan tersebut.
Dalam budaya Jawa, Gunungan memiliki makna yang dalam, yang terkait dengan konsep-konsep spiritual yang berhubungan dengan alam semesta.
Gunung dalam kepercayaan dan tradisi Jawa dianggap sebagai pusat alam semesta. Gunungan melambangkan keseimbangan alam, karena yang ada di dunia ini harus seimbang antara unsur duniawi dan rohani.
Gunungan sering diartikan sebagai simbol hubungan antara manusia, alam dan Tuhan. Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari keharmonisan alam semesta.
Baca Juga: Penyanyi kafe tidak dibebani kewajiban bayar royalti, tetapi....
Dalam berbagai upacara tradisi, gunungan merupakan lambang permohonan berkah dan kesejahteraan kepada Tuhan Yang Maha Esa.